TRENGGALEK, beritalima.com| Kali ini cermin beratnya perjuangan seorang petani itu ada di depan mata. Dia adalah Samiyem yang sedang menggendong jermi di pundaknya.
Dalam kesehariannya mencari rumput untuk pakan ternak sapinya . Selain menjadi ibu dari anaknya, dia juga seorang buruh tani yang harus bersusah payah melewati tepi jalan yang sedang di rabat Satgas TMMD di Dusun Nitri, Desa Sumurup.
Jika nasi tidak tanak, maka bisa dibayangkan. Semua kegiatan akan berhenti sejenak sembari menunggu sang petani menumbuhkan ulai tanamannya.
Meski seorang petani itu adalah pahlawan ekonomi, tidak jarang diperlakukan istimewa hingga diberi gelar pahlawan. Yang ada, justru semakin tercekik dengan akses, permodalan, tengkulak nakal hingga potret puso.
Seorang petani adalah pejuang bangsa. Sektor perekonomian dirajainya, hingga tanpa petani maka semua warga akan kelaparan. Tidak ada nasi hangat yang bisa dinikmati bersama sambal dan lalapan.
Jalan yang masih belum kering bahan rabatnya itu merupakan satu- satunya jalan menuju rumahnya. Sebelumnya jalan akses sngat minim fasilitas dikatakan baik. Ketika hujan jalan akan licin dan berlumpur. Ketika kemarau, jalan berdebu karena belum di rabat. Beratnya perjuangan Samiyem untuk memikul beban terus dialaminya.
Hingga datang program TMMD ke 105 Trenggalek ini. Sedikit harapan ada di depan mata. Kelak kalau jalan usai di rabat, dirinya sudah tidak lagi menggendong jerami dari saaah menuju rumahnya. Jalan halus yang didambakan sebentar lagi usai.
“kalau besok jalannya sudah bisa dilewati ya tidak usah menggendong tumpukan jerami. Semoga cepat selesai agar bisa dilewati warga mas,”katanya, Kamis (25/7).
(pendim)