Medan, beritalima.com| – Bersama film Suamiku Lukaku, diharapkan masyarakat Indonesia berani melawan pelanggaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Hal ini menjadi diskus Komunitas Perempuan Berkebaya (KPB) bekerjasama dengan SinemArt, Tarantella Pictures, The Big Picture, dan Aliansi Sumut Bersatu (ASB) terkait edukasi ancaman KDRT.
Diskusi bertema “KDRT di Sekitar Kita, Sadarkah Kita” dilangsungkan di Kopi Layang Setiabudi, Medan, Sumatera Utara (22/11), diawali preview atau pratinjau film Suamiku, Lukaku produksi SinemArt.
“Kekerasan tidak boleh terjadi di dalam sebuah hubungan karena mempunyai rasa aman bagi kedua belah pihak itu penting dalam perjalanan hidup kita,” kata Viva Westi, sutradara film Suamiku, Lukaku.
Carolina Simanjuntak, konselor dan pendamping korban KDRT dari ASB menyampaikan bila perempuan tidak berani melapor tentang KDRT yang dialaminya, selain akan berdampak pada trauma, baik bagi korban langsung mau pun anak-anak, juga berpotensi anak akan menganggap KDRT sesuatu yang normal.
“Ketika anak melihat orang tuanya mengalami kekerasan, bisa jadi dia akan menormalisasi. Bisa jadi di kemudian hari ketika dia dewasa bahwa ini memang kodratku, tidak apa-apa kalau aku melukai pasanganku, karena waktu kecil aku melihat orang tuaku (ayah) memukuli ibuku,” ujar Carolina.
Dari para penyintas dan korban KDRT yang hadir disampaikan, budaya patriaki yang kuat, pemahaman agama yang patriarki, memunculkan stigma negatif di masyarakat, khususnya di Sumatera Utara bahwa perempuan yang melaporkan KDRT yang dialaminya bukanlah perempuan baik-baik dan perempuan yang gagal.
Diakui Carolina, preview film Suamiku, Lukaku telah menunjukkan berbagai bentuk KDRT, termasuk kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual dalam pernikahan, dan kekerasan ekonomi karena ketimpangan sosial ekonomi di rumah tangga.
Para penyintas mengapresiasi film Suamiku, Lukaku yang dianggap mewakili suara para penyintas dan para korban yang masih berjuang. Dari diskusi tersebut para penyintas menyampaikan bahwa perempuan perlu memilki kawan-kawan lain yang dapat mendukung dan mendengar persoalannya.
Sementara Lia Nathalia sebagai Ketua Komunitas Berkebaya (KPB) menuturkan,
“kegiatan edukasi terkait KDRT dengan preview film Suamiku, Lukaku dari SinemArt di Medan ini sangat luar biasa karena para peserta diskusi beragam dari segi usia, jenis kelamin, profesi, suku bangsa dan agama menjadikan diskusi berlangsung interaktif.”
Jurnalis: rendy/abri








