TUBAN, Beritalima.com|
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada acara panen dan tanam padi bersama di Kecamatan Widang Kabupaten Tuban, Kamis (23/11/2023).
Setibanya di Tuban, Khofifah bersama Mentan dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menuju lokasi panen padi bersama di Desa Ngadipuro Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
Usai panen padi, Gubernur Khofifah bersama Mentan dan Bupati Tuban berdialog dengan petani sekitar mengkomunikasikan berbagai kebutuhan seperti alsintan dan pupuk untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Usai itu, rombongan menuju Ds. Ngadirejo Kecamatan Widang Kabupaten Tuban untuk melakukan tanam padi bersama.
Di kesempatan ini Khofifah mengajak seluruh petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan pemerintah untuk bersama-sama membangun pertanian Jatim dan Indonesia lebih baik lagi. Hal ini bukan tanpa sebab lantaran Jawa Timur adalah provinsi dengan produksi padi dan beras tertinggi di Indonesia.
“Dengan semangat mewujudkan kedaulatan pangan nasional, mari kita bangun bersama-sama pertanian di Jawa Timur dan Indonesia untuk menjadi lebih baik,” kata Khofifah.
Ia menjelaskan saat ini Jawa Timur mampu menyuplai hampir 80 persen kebutuhan pangan ke 16 provinsi yang ada di Indonesia Timur. Dimana, secara year-on-year September 2022/2023 Jawa Timur surplus 9,23%. Dan selama 4 tahun berturut-turut sejak 2020 sampai dengan 2023 Jatim juga merupakan produsen Padi tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia.
“Berdasarkan Angka Sementara BPS, tahun 2023 ini Jawa Timur mempertahankan posisinya sebagai penghasil padi terbesar nasional dengan produksi sebesar 9,59 juta ton GKG, dan memiliki kontribusi sebesar 17,89% terhadap produksi padi nasional. Dan ini sudah empat tahun berturut-turut dari 2020,” terangnya.
Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan berbagai capaian Jawa Timur di sektor pertanian adalah buah dari sinergitas seluruh tim. Mulai dari petani, gabungan kelompok tani, penyuluh pertanian, pemerintah daerah setempat juga koordinasi dengan Kementerian Pertanian.
“Sinergitas luar biasa, PPL nya luar biasa, sampai bupatinya luar biasa dan tentu PPL yang punya peran untuk bisa melakukan pendampingan dan memberikan guidance kepada para petani kapan percepatan musim tanam,” paparnya.
Secara khusus Khofifah menyampaikan bahwa Kabupaten Tuban memiliki inovasi yang luar biasa terkait uji coba pupuk dengan komposisi pupuk organik lebih maksimal. Petani di Tuban adalah gambaran petani di Jawa Timur yang tangguh. Ia mengungkapkan bahwa di beberapa titik perbandingan penggunaan pupuk organik dan kimia sudah 4 banding 1.
“Jadi 20% saja pupuk kimia, 80% sudah pupuk organik dengan posisi seperti itu produksinya bisa mencapai 9 ton per ha bahkan sempat 12 ton per ha. Itu artinya operasional cost juga berkurang tapi produktivitasnya meningkat,” ucapnya.
“Ini keren sekali bisa dijadikan referensi tidak hanya di Kabupaten Tuban tapi juga di daerah lain di Indonesia,” imbuhnya.
Selain itu, Khofifah juga menyinggung tentang lelang pasca panen yang dilakukan di lahan panen di Kabupaten Tuban. Menurutnya hal ini akan berdampak positif pada harga GKP.
“Menurut saya yang sangat advance adalah lelang pasca panen, jadi GKP itu langsung di lelang dan itu saya saksikan sendiri dua minggu lalu di Rengel tadi saya sampaikan ke Pak Menteri Pertanian Bagaimana lelang GKP di lahan area-area yang dekat dengan lahan panen keren sekali,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa untuk mengatasi kekeringan perlu dilakukan pemetaan terkait kebutuhan rumah pompa sehingga bisa mengantisipasi mundurnya masa tanam akibat kekeringan. Ia mengatakan telah melakukan diskusi bersama Menteri Pertanian terkait kebutuhan rumah pompa.
“Jadi bukan hanya pompa air, tapi rumah pompa karena ini sustainability harus lebih terjaga,” tandasnya.
Di sisi lain, Khofifah juga menyampaikan, giat percepatan tanam akan didorong ke seluruh wilayah Jawa Timur. Upaya ini sangat tepat mengingat kondisi pangan dunia membutuhkan perhatian khusus karena dampak El Nino. Gerakan percepatan tanam ini sangat penting untuk menjaga agar produksi tersedia bagi masyarakat Jawa Timur dan juga untuk menopang provinsi-provinsi lain di luar Jawa Timur.
“Hadirnya Bapak Menteri Pertanian dan seluruh jajarannya di Jawa Timur akan melakukan upaya khusus guna mengakselerasi peningkatan produksi padi dan jagung dan kita dukung penuh. Kita semua tidak bisa berjalan sendiri, dan perlu melakukan kolaborasi dan menjalankan aksi bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan,” jelas Khofifah.
Sementara itu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kekagumannya kepada Khofifah yang telah mampu membawa Jawa Timur menjadi provinsi dengan produksi pangan tertinggi di Indonesia.
Ia menyebut Khofifah memiliki kreativitas tinggi terbukti Jawa Timur menjadi provinsi dengan produksi beras, jagung, daging sapi tertinggi di Indonesia.
“Dan yang lebih menarik adalah tadi malam ada nanas beratnya 7 kilo, itu pertama aku melihat nanas sebesar itu, betul-betul kreatif beliau, kreatif betul, beliau ini Kartini zaman now,” terang Mentan Amran Sulaiman.
Di kesempatan yang sama Khofifah menerima bantuan dari Kementerian pertanian berupa Benih Padi dan Jagung tahun 2023 Senilai Rp. 62.255.937.824,- dan Bantuan Alsintan Pra Panen Program Kementerian pertanian Tahun anggaran 2023 sebanyak 2.252 Unit Alsintan Pra panen senilai Rp. 57.266.235.503,-.(Yul)