JAKARTA, beritalima.com –
Indonesia terus bersiap diri untuk mengikuti dua ajang pameran internasional pada tahun 2020 ini, yaitu Hannover Messe dan World Expo Dubai. Presiden Joko Widodo meminta jajarannya menampilkan wajah Indonesia sebagai negara yang tengah melakukan transformasi ekonomi.
“Pertama, untuk Hannover Messe 2020 karena waktunya sudah sangat mepet sekali, tinggal 2 bulan lagi yaitu di bulan April, sehingga betul-betul persiapkan yang matang, sampaikan wajah Indonesia sebagai negara _emerging_ yang tengah melakukan transformasi ekonomi ke industri 4.0 yang berbasis riset dan inovasi. Penting untuk kita tampilkan,” kata Presiden dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.
Tak hanya itu, Kepala Negara juga ingin agar Indonesia ditampilkan sebagai negara yang menarik untuk diajak kerja sama. Dalam bidang energi misalnya, kerja sama bisa dilakukan dalam pengembangan industri energi ramah lingkungan, biodiesel, hingga potensi nikel terbesar.
“Kita memiliki potensi nikel terbesar di dunia yang nanti bisa menghasilkan _lithium ion battery_ yang berperan pada energi masa depan,” imbuhnya.
Sebagai negara mitra resmi pertama di ASEAN pada ajang Hannover Messe, Kepala Negara ingin agar Indonesia betul-betul mengambil manfaat dan peluang yang sebesar-besarnya bagi peningkatan ekonomi Indonesia. Selain itu, juga sebagai pintu masuk promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi.
“Saya mendapatkan laporan bahwa di Hannover Messe nanti akan diikuti oleh 91 negara, dihadiri lebih dari 200 ribu pengunjung, 68 persen adalah CEO-CEO perusahaan besar, dan diperkirakan akan mendorong sekitar 6,5 juta kontak bisnis,” jelasnya.
Sementara itu, pada ajang World Expo Dubai 2020, Presiden meminta jajarannya untuk bisa menangkap ajang tersebut sebagai peluang promosi potensi ekonomi Indonesia. Terutama mengingat ajang World Expo Dubai akan diikuti oleh 192 peserta dari berbagai negara dan diperkirakan akan dihadiri oleh 25 juta pengunjung.
“Ini bisa menjadi _hub_ membangun jembatan ekonomi dengan negara-negara di Timur Tengah dan di Afrika sebagai _emerging economies_,” imbuhnya.
Berbeda dengan Hannover Messe yang hanya berdurasi kurang dari sepekan, ajang World Expo Dubai memiliki waktu pameran yang cukup panjang, yaitu enam bulan. Untuk itu, Presiden meminta agar ada proses seleksi dan kurasi terkait dengan produk unggulan dan kesenian Indonesia yang akan ditampilkan pada ajang tersebut.
“Pastikan acara setiap harinya menarik, tawarkan kesempatan investasi produk inovasi unggulan, serta produk pariwisata kita yang kaya dan beragam. Kekayaan budaya seperti tarian, baju adat, kemudian kerajinan tangan dari UMKM kita, makanan dan alat-alat musik tradisional, keramahan masyarakat, harus terekspos dalam acara ini,” tandasnya.
Untuk diketahui, ini merupakan kali kedua bagi Presiden menggelar ratas untuk membahas persiapan Indonesia pada World Expo Dubai. Sebelumnya, dalam ratas pada Selasa, 13 Agustus 2019, di Kantor Presiden, Presiden menyebut bahwa ajang World Expo Dubai merupakan ajang ketiga terbesar setelah Piala Dunia dan Olimpiade.
“Dubai Expo ini adalah _event_ ketiga terbesar setelah Piala Dunia dan Olimpiade. Jadi merupakan ajang _expo_ penemuan teknologi dan inovasi industri yang diikuti oleh kurang lebih 190 negara dan kita harus memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya, baik dalam rangka urusan perdagangan, urusan pariwisata, dan urusan investasi di internasional, khususnya pasar di Timur Tengah,” kata Presiden saat itu.