Oleh : Dede Farhan Aulawi
Sekian lama ku langkahkan kaki menuju tujuan yang tak pasti
Sekian ribu air mata yang ku seka tak pernah kering, menandai pedihnya luka yang ku alami
Guratan nasib yang kujalani tidak seindah merdunya lagu masa kini
Gemerlap dunia yang berkilau bukanlah tujuan dari ikrar suci yang ku tempuh…
Engkau yang disana…
Sampai kapan mau terus berdusta di panggung sandiwara ?
Bukan ku tak tahu atas semua yang kau lakukan
Bukan pula kebodohan yang menyebabkan ku tetap mencoba tuk bertahan
Melainkan penghayatan atas ikrar sakral yang diungkapkan di atas kitab suci, bahkan semua mahluk di langit dan di bumi turut menjadi saksi
Dimana kau dan aku pernah mengikat janji sehidup dan semati
Bahagia dan duka kan kita lalui bersama
Tak ada seorang pun yang bisa mengusik keutuhan cinta kita yang selalu terikat di atas sumpah setia sampai kapanpun
Aku di sini mencoba tetap bertahan, meskipun air mata ini telah kering menahan teriknya panas hati
Ku hanya berharap…
Ku hanya berandai-andai
Jika mungkin kau kan kembali menggenggam cinta yang utuh, meski pernah retak karena terjatuh
Haruskah akhirnya aku menyerah kalah, dan bersandar pada nasib yang tidak berpihak ?