SURABAYA beritalima.com| Perbincangan isu pilwali Surabaya tetap menarik digunjingkan seiring dengan dinamika elektabilitas para kandidat yang diramalkan mewarnai Pilwali Surabaya September 2020 mendatang.
Sebut saja Lia Istifhama, penggagas Nawa Tirta yang terlihat bersemangat menjabarkan konsep 9 program yang ingin diusungnya. Yakni Grapyak, salah satu poin dalam nawa tirta menjadi titik poin diskusinya tatkala diwawancarai oleh kader muda Asprindo (Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia) Jatim. Namun, saat ditanya soal idenya memsupport UKM, Lia menjelaskan tentang Grapyak, yaitu Gerakan Usaha Produktif Masyarakat.
“UKM menempa masyarakat untuk menjadi pengusaha. Mendapatkan rezeki bukan hanya lewat jalan kita bekerja kantoran, bukan? oleh sebabnya, yang generasi tua, yang sudah pensiun, tetap bisa memiliki usaha produktif melalui UKM. Sebagai contoh, ibu-ibu lansia memiliki usaha jilbab lukis, dan sebagainya. Sedangkan untuk millenial terutama yang dibangku SMA, bisa berkarya yang positif,” kata Lia.
Menurutnya problem terpenting tentunya bagaimana suatu produk UKM memang marketable dan sesuai keinginan pasar. Bagaimana bisa dicapai inovasi dan differensiasi produk yang menarik dan diincar konsumen. Hal ini menjadi penting selain permodalan. Dan kalau berbicara permodalan, kita harus mewaspadai modus rentenir ya?
“Jangan sampai niat bagus pelaku usaha untuk mendapatkan modal dengan mudah, jadi susah di belakang karena terjerat rentenir”, ujar putri dari mantan Komandan Banser Jatim tersebut disela-sela kemunculannya menghadiri acara milad 5 tahun PT Indo Tata Graha yang dimeriahkan oleh performance artis Ibu Kota, Anji. (rr)