Jakarta, beritalima.com| – Delegasi International Forum for Cooperation and Dialogue(IFCD) saat bertemu Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Kompleks Parlemen MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta (25/4) memuji perkembangan demokrasi di Indonesia.
Kunjungan ini disambut langsung Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin didampingi Wakil Ketua Tamsil Linrung, Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) Gusti Farid Hasan Aman, Wakil Ketua BKSP Darmansyah Husein, Anggota DPD RI asal provinsi Lampung Abdul Hakim, serta Sekretaris Jenderal DPD RI Rahman Hadi. Delegasi IFCD turut didampingi oleh Pimpinan Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini dan sejumlah anggota Komisi dari Fraksi PKS DPR RI.
Ketua Delegasi IFCD Ahmad Al Rawi yang juga merupakan Ketua IFCD Inggris dan mantan Ketua Persatuan Muslim Eropa menyampaikan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, dan kesejahteraan dalam menciptakan masyarakat demokratis serta mencegah konflik, ketidakadilan sosial. Menurutnya, prinsip ini sangat selaras dengan semangat yang dijunjung tinggi Indonesia.
Delegasi IFCD mengungkapkan kekaguman terhadap sistem demokrasi Indonesia yang dinilai mampu berjalan harmonis di tengah kompleksitas keberagaman etnis, budaya, bahasa, dan jumlah populasi yang besar. Demokrasi Indonesia dianggap sebagai model yang patut ditiru oleh negara lain, terutama di kawasan yang tengah berupaya membangun kembali struktur sosial dan politiknya.
Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin menyebut IFCD sebagai platform global sangat relevan di tengah dinamika dunia internasional saat ini, termasuk konflik Israel-Palestina, perang dagang, serta krisis iklim. Ia mengajak IFCD mengusung konsep “Demokrasi Hijau” atau Green Democracy, sebuah sistem yang menjunjung tinggi perdamaian, keberlanjutan lingkungan, serta dialog sebagai fondasi menuju kesejahteraan dan keadilan global.
Salah satu delegasi asal Suriah Mohammed Hikmad Walid mengharapkan agar model demokrasi berbasis dialog yang diterapkan Indonesia dapat diadopsi di Suriah, yang saat ini tengah dalam proses pemulihan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan penguatan sosial. Ia mengakui, “akan menjadi kerugian besar bagi dunia internasional jika mengabaikan potensi kerja sama dengan negara demokratis seperti Indonesia.”
Jurnalis: Rendy/Abri
