Bertemu Petani Tebu Libureng, Andi Akmal Sebut Soal Sosok Pahlawan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Sosok pahlawan saat ini bukan saja menjaga negara dari ancaman dan rongrongan negara luar tetapi juga yang mampu nenyelamatkan pangan nasional atas ketergantungan produk-produk luar.

Hal tersebut dikatakan legislator Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan yang duduk di Komisi IV DPR RI, Dr H Andi Akmal Pasluddin ketika bertemu dengan petani tebu di Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pertengahan pekan ini.

Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, ungkap Andi Akmal meyakinkan para petani tebu Libureng sosok pahlawan saat ini bukan saja menjaga negara dari ancaman dan rongrongan negara luar. Indonesia mempunyai posisi strategis pada peta dunia sekaligus menjadi keplauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki garis pantai 95.181 km, dengan luas perairan laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi atau 71persen dari keseluruhan wilayah Indonesia.

Negara ini dihuni para petani dan nelayan. Ini sangat wajar karena garis pantai kita terpanjang nomor dua di dunia setelah Kanada. Negara ini juga terbentang sepanjang garis katulistiwa dimana buminya terpapar matahari penuh sepanjang tahun, menjadikan tanahnya subur sehingga surga bagi petani.

“Jadi, kesempatan menjadi pahlawan pangan di negeri ini sangat terbuka untuk berkarya baik memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk luar negeri atau ekspor sehingga dapat menambah devisa negara,” papar Andi Akmal.

Untuk itu, lanjut anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, pemuda yang hadir pada kesempatan ini, mesti menjadi teladan pemuda lain yang masih enggan untuk bertani atau menjadi nelayan profesional, dengan menunjukkan keberhasilan-keberhasilan yang signifikan.

Wakil sekretaris Fraksi PKS MPR RI tersebut menjelaskan, kendala yang dihadapi para petani tebu di berbagai daerah bukan di Bone saja. Pabrik yang akan menampung hasil panen merupakan pabrik-pabrik peninggalan zaman kolonial Belanda.

Hal ini menjadi kendala karena hasil yang diterima petani menjadi sangat tergantung kepada pengukuran rendemen tebu yang akan diolah menjadi gula. Jika pabrik gulanya sudah kadaluarsa, akibatnya rendemen menjadi sangat kecil. Rerata rendemen terbaik yang diberikan hanya sekitar delapan persen. Bahkan ada yang hanya enam persen. “Kasihan petani jika begini,” tutur Andi Akmal.

Anggota DPR yang bermitra dengan kementerian pertanian ini sejak ia di Lantik di DPR tahun 2014, hingga saat ini selalu membawa program dan alat pertanian di daerah pemilihannya termasuk bone. Sudah ribuan Alat mesin pertanian dari kecil hingga alat berat telah disalurkan bekerjasama dengan berbagai pihak.

Andi Akmal berpesan kepada para pemuda, Ayo menjadi petani yang modern hingga membesar. Harus ada yang menunjukkan bahwa pertanian mampu menjadikan keluarganya sejahtera bahkan mengharumkan bangsanya.

“Kepada semua yang ada di sini, mari didik anak kita, sekolahkan yang tinggi mempelajari ilmu pertanian maupun perikanan. Sektor Pangan inilah yang akan menyelamatkan bangsa dan negara di masa yang akan datang, selain Energi, Kesehatan dan Lingkungan,” demikian Andi Akmal Pasluddin. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait