SURABAYA – beritalima.com, Terdakwa kasus dugaan penipuan Indah Catur Agustin masih menahan air matanya saat membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Negeri Surabaya atas tuntutan 3 tahun penjara dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Vinna Angeline. Kamis (18/7/2024).
Melanjutkan nota pledoinya, Indah mengatakan tentang perilaku dari korban Canggih Soliemin yang melalui telepon seluler dan tidak jarang melalui pesan Whatsapp mengancam dirinya sewaktu
perjalanan kasusnya masih di Polda Jatim.
“Canggih Soliemin sangat yakin bahwa saya pasti akan menjadi tersangka karena Canggih Soliemin mengenal salah satu temannya yang dia bilang sangat dekat dengan pihak kepolisian dan seluruh pihak yang berkuasa, selain itu Canggih Soliemin juga mengatakan bahwa dirinya di bantu oleh sahabat dekatnya Komisi III DPR yang bernama Ahmad Sahroni dan Canggih Soliemin sering menyebutnya sebagai ndan roni,” kata terdakwa Indah sambil sesenggukan membacakan nota pembelaan alias pledoi di ruang sidang Garuda 1 Pengadilan Negeri Surabaya. Kamis (18/7/2024).
Lanjut Indah, akibat dari intimidasi dan dan ancaman yang telah di lakukan oleh Canggih Soliemin itu, dia mengalami trauma yang sangat menakutkan hingga harus terapi ke psikolog dan psikiater agar saya bisa tetap berada di ruang sidang.
“Biaya yang tidak sedikit harus saya keluarkan akibat semua perlakuan intimidasi dan ancaman yang telah di lakukan oleh Canggih Soliemin,” lanjutnya.
Indah memastikan tepat satu bulan sebelum Canggih Soliemin mengutus ormas untuk menggembok workshop dia. Dia tetap beritikad baik untuk mengembalikan dana yang menurut Canggih Soliemin belum dikembalikan dengan cara mencicil hingga sampai di angka Rp. 1.175.000.000.
“Dimana di dalam nilai itu Greddy Harnando menyumbang hanya sebesar Rp. 66.000.000 dari sisa uang penjualan mobil Lexus yang masih di leasingkan dan di tebus oleh saksi Canggih Soliemin,” ujar Indah.
Menurut Indah, dia mengalami pengancaman lagi dari Canggih Soliemin pada tanggal 1 Februari 2024 ketika dia bertemu dengan Canggih Soliemin untuk membicarakan kekurangan hutang PT. GTI. Nilai yang telah di sepakati adalah di angka Rp. 1,5 miliar.
Berikut rangkuman ancaman kata-kata yang sempat diperoleh Indah Catur Agustin dari Canggih Soliemin terkait kekurangan Rpm1,5 miliar:
ICA : ngga mungkin ko 1,5 ko. Kalau misalnya 1,5, saya dikasih kelonggaran
cicil sih oke, aku tak usaha banget itu, tapi kalau langsung ngga mungkin.
CS : udah gini, 1 M langsung awal, 500 kamu cicil
ICA : Gila 1 M langsung
CS : ya sudah, itu jalan terakhir yang mau saya closing terakhir
ST(istri CS) : kita ngga mungkin kasih ngeliat polisi kita cuma dapet 200 terus tambah cicilan cicilan cicilan
CS : iya laah, ngga mungkin laah
ST : mbak kalau jadi polisi percaya nggak? masa kayak gini bayar 200
CS : lucu mbak, masak harga saya cuma 200? hahaha Diketawain polisi mbak.
Dibodohin mbak indah lagi aku. Heheheh. Nggak mungkin mbak.
CS : ini kalau mbak indah sampai panggilan kedua, waduh udah….
ICA : bisa dibantu jangan dulu ko, aku usahakan penyelesaian dulu
CS : Sekali lagi ya, asal mau 1 M langsung, aku nggak mau dinilai polisi aku digoblokin mbak indah, paham ya? 1 M cash di depan, ya kan?
ICA : ko, ngga bisa 1 M aja ta, kukasih 200 dulu
ST : mau kasih polisi masa cicilan-cicilan? Ya banyaknya nanti sisanya cicilan
CS : Begini mba indah. Mbak indah percaya nggak, saya sampai detik ini udah keluar berapa? yang pasti kalau mba indah bayar saya itu ngga jangkau, dan saya pasti harus bagi ke mereka lagi.
CS : Jadi kalau mba indah mau hold kasus ini cuma 200 juta, muka saya ini
mau taruh di mana? lho saya diguyu(diketawain) polisi mba indah.. lho ini masuk akal ngga? percaya ngga mba indah? masuk akal nggak?
CS : bayangkan kamu 5 bulan jadi tersangka itu dipikir murah? Pengadilan
saya lebih murah mba indah.. grupnya kapal api lho mau bantu saya.. kejaksaan lu mau hopping lu….. wes ndak usah..seumpama saya ngga kuat butuh banyak ya tak bom.. gitu caranya…bener lho mba indah..
CS : saya harusnya bukan orang yang setega itu.. Ya sekali lagi ya.. saya
ngomong dulu. Nanti kalau paling jelek, saya lakukan itu..ya mba indah harus tahu.. karena saya ngga mau keluar uang banyak di pengadilan.Tapi bukan berarti mba indah ga bisa main lho, tapi begitu saya tahu mba indah perang ngelawan., ooh tambah tak getno (malah saya kencengin).
CS : Lho, saya… Saya kasih tahu ya, saya merasa ini bagaimana ya… Saya
sampai yang pakai PP itu… Wah, nanti lihat aja gimana di Polda, wah benar-benar saya gas beneran 8.44). Mba Indah kalau memang menghargai saya, ya harusnya dari PP sudah (bayar).
CS : Iya, karena kalau misal tidak menyelesaikan sama saya, wah beneran, Anda game over mbak.
ST : Sekali masuk enggak keluar
CS : Iyo, Game over sampeyan, viral, game over, enggak bakalan Anda dibantuin. Saya bukannya menakut-nakuti lho ya. Sampeyan saya viralin, saya masukin ke Jawa Pos, wah ya mati Anda mba. Berdua sama Greddy saya pajang. Apa ga mati Anda itu?
CS : Dan yang pasti akan saya masukin Instagram, Anda sama Greddy masuk [akunnya] Komandan Sahroni, ya langsung berita satu Nasional, Surabaya, Jakarta. Apa ga langsung hancur kamu?
CS : Hancur, saya sudah bilang dari awal lho. Omongan ini sudah saya lakuin lho mba ini. Saya kalau sudah ngomong gini pasti saya lakukan.Jujur ya mba, sampai mba Indah enggak masuk, ini saya beban, muka saya taruh di mana? Hadre ini ngomong gini, ‘Ko, jangan Greddy dang, lha Indah ga bisa dimasukin?’. Saya enggak bayangin…Mba Indah… apa.. kalau memang tidak ada hasilnya, ya terpaksa apa yang saya omongin tadi saya lakukan. Ya to? Itu sangat-sangat berat lho mba Indah. Saya sebenarnya enggak tega lho. Sekali lagi ya mba, saya ini, dia ngomong itu dia datang nolak.
CS : Wis ya saya sudah bilang ke Mba Indah, tidak mungkin saya hold kasus dengan uang cuma 500 juta, apa lagi cuma 200 juta. Itu muka saya taruh di mana mbak? Polisinya sebanyak itu, apalagi goblok kayak gitu, masa mereka bekerja setengah mati saya kasih cuma segitu? Duit cuma 050 juta terus saya kasih polisinya berapa? Enggak mungkin.
Kalau 1 miliar itu mungkin angka yang pantas, karena ini bukan buat saya tok. Percaya kan tapi kalau ini bukan buat saya doang? Mana ada yang gratis mba.Masa komandan tapi iso gratis kabeh, ga mungkin to mba Indah? hemehemehehehehem dibagi-bagiin mba. Wis?
“Majelis hakim yang mulia, para jaksa penuntut umum dan para penasehat hukum yang saya hormati. Jika dicermati dengan seksama saya sangat merasa menjadi korban pengancaman, intimidasi dan perampokan secara halus. Mengintimidasi dengan penyegelan, penggembokan workshop saya yang akibatnya berdampak sampai dengan hari ini,” papar Indah setelah membacakan pledoinya.
Lalu lanjut Indah bagaimana dengan perlakuan Canggih Soliemin ke Greddy Harnando apakah Canggih Soliemin juga melakukan penggembokan dan penyegelan atas semua seluruh aset dan bisnis yang telah di kucurkan dana oleh Greddy Harnando yang menggunakan dana PT. GTI.
“Jika dihitung dengan seksama, Greddy Harnando telah brutal mengacak acak dana yang masuk ke PT. GTI serta merusak visi misi awal dari PT. GTI. Secara aset pribadi juga sangat lebih banyak yang dimiliki oleh Greddy Harnando beserta istrinya,” sambung Indah.
Diakhir Pledoinya terdakwa Indah Catur Indah Agustin berharap agar yang mulia Majelis Hakim memberikan keputusan yang seadil-adilnya dan seringan-ringannya, sebab dia tidak pernah sedikitpun berpikir, berniat ataupun bersama-sama dalam melakukan tindak penipuan yang seperti di dakwakan bahkan di tuntutkan oleh Jaksa Penuntut Umum.
“Saya juga sebagai korban dari kejadian PT. GTI yang di inisiasi oleh Greddy Harnando, kerugian yang saya derita secara materiil, nama baik, dan kesehatan semuanya menjadi hancur lebur yang mulia. Akibat dari PT. GTI pun rumah tangga saya telah hancur dan saya bercerai akibat permasalahan ini. Saya hanya perempuan lemah yang hanya bisa bekerja dan mencari nafkah untuk orang sekeliling saya,” harapnya.
Saya hanya meminjam uang dari Greddy Harnando untuk membesarkan bisnis saya, Saya sudah membayar bunga kepadanya. Saya terlalu naif dan bodoh uang yang dipinjamkan melalui PT. GTI yang saya sendiri juga tidak mengetahui source uang dari orang siapa, yang saya pahami hanya saya meminjam dan berkewajiban mengembalikan dan membayar bunga. Lalu, ketika Greddy Harnando meminjam uang kepada saya dari laba bisnis saya, saya merasa berhutang budi kepadanya dan dia berjanji akan mengembalikan” pungkas terdakwa Indah Catur Agustin. (Han)