PONOROGO, beritalima.com- Besi bekas pasar Songgolangit, Ponorogo, Jawa Timur, yang terbakar beberapa hari lalu, oleh Pemkab setempat akan dilelang. Saat ini, besi yang tak tentu bentuknya dan berserakan posisinya sedang dipotongi oleh tim dari Dinas Pekerjaan Umum Ponorogo untuk segera dikeluarkan dari lokasi musibah.
“Sekarang ini PU (Dinas Pekerjaan Umum) sedang berusaha menurunkan baja yang sudah melengkung-melengkung itu. Nanti langsung dibawa ke workshop untuk dijual, jadi nanti sekalian tahu nilainya sebagai nilai kerugian bangunan. Bajanya dilelang dan uangnya masuk ke kasda karena merupakan aset Pemda,” terang Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Perdagkum) Kabupaten Ponorogo Addin Andanawarih, kepada wartawan, Jumat 19 Mei 2017.
Menurutnya lagi, hal ini sudah diajukan ke Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, dan sudah disetujui untuk langsung dijual. Karena merupakan aset daerah, maka proses penjualan dan hasilnya akan diurusi oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Ponorogo.
Dinas Perdagkum juga masih melakukan pendataan atas kerugian yang dialami oleh para pedagang, terutama pedagang yang menjadi korban kebakaran. Posko pelaporan kerugian telah dibuka mulai Jumat (19/5) pagi dan akan ditutup bila seluruh pedagang telah memberikan laporannya.
“Kalau hari ini (Jumat, 19/5) baru separuh pedagang yang datanya kerugiannya masuk. Kita juga belum menghitung nilai kerugian sementara itu. Mungkin besok (Sabtu, 20/5) atau lusa (Minggu, 21/5) baru selesai. Agak sulit juga mendatangkan semuanya bersamaan, sudah ditelpon juga belum tentu bisa datang,” tambah Addin.
Pendataan bagi pedagang ini juga sebagai sarana bagi Pemkab Ponorogo untuk menentukan besaran bantuan modal yang akan diberikan kepada para pedagang. “Pak Bupati berencana memberikan bantuan sekedarnya sebagai rasa katresnan (kasih sayang) kepada warga pedagang pasar. Besarnya berapa bantuan modal ini ya berdasarkan laporan kerugian ini,” paparnya.
Pelaporan ini juga merupakan bagian dari inventarisasi nilai kerugian akibat kebakaran ini. Sebab kerugian pasar bukan hanya soal barang dagangan para pedagang. Tapi juga kerugian bangunan pasar yang merupakan aset daerah.
“Semua sedang dihitung. Kami belum mendapatkan angkanya. Masih menunggu pembersihan yang secara bertahap sedang dilakukan. Total kerugian ini nantinya akan kita laporkan ke kementerian yang bersangkutan, juga Pemprov Jatim,” paparnya.
Sementara itu untuk proses pembersihan puing bangunan Pasar Legi Songgolangit, Kepala Dinas PU Ponorogo, Jamus Kunto, mengatakan, ia telah mengerahkan empat alat las untuk memotong rangka baja di lantai dua yang terbakar. Keempat set alat tersebut dioperasikan oleh 10 orang profesional yang akan bekerja selama dua hingga tiga hari ke depan.
“Tidak hanya memotongi yang di atas. Begitu sampai di bawah juga akan langsung dipotongi menjadi lebih pendek. Kita tidak bisa membawa gergaji listrik karena sumber listriknya tidak ada dan kesulitan membawa ganset ke atas. Pakai las justru lebih cepat dan praktis,” terangnya.
Pemotongan rangka baja ini juga didampingi oleh satu tim petugas pemadam kebakaran dengan satu unit mobil damkar. Hal ini untuk mengantisipasi munculnya api akibat percikan api yang ditimbulkan oleh pengelasan. PMK juga terus melakukan pembasahan di lokasi kebakaran. Sebab, masih ditemukan bara di sela puing-puing bangunan.
Usai memotongi rangka baja dan mengeluarkannya dari area pasar, tim lain dari Dinas PU Ponorogo akan melakukan serangkaian uji bangunan. Mulai dari kelentingan tulangan cor, kekuatan dinding dan lantai dan sebagainya.
“Bila perlu kita akan pakai core drill untuk menguji ketahanan betonnya. Kalau perlu hanya pakai hammer ya pakai hammer saja. Sebab beton yang terpapar panas dalam suhu tinggi lebih dari empat jam tentunya sudah turun ketahanannya. Bahkan secara visual kita bisa lihat banyak yang retak. Uji itu nanti menentukan bangunan ini bahaya atau tidak untuk ditempati lagi oleh para pedagang dan didatangi pengunjung,” pungkas Jamus. (Rohman/Dibyo).
Foto:Istimewa