Hal tersebut dirilis secara resmi oleh Ketua FKPT Maluku Dr. Abd. Rahim Uluputy kepada media ini, Jumaat 21/10/2016 melalui siaran persnya.
Dr. Rauf Basri, ketua bidang pendidikan dakwah & agama FKPT Maluku ketika dikonfirmasi media ini mengaku persiapan pelaksanaan seperti yang di rilis ketua FKPT Maluku telah rampung tinggal satu tahap yakni, pelaksanaan.
“Ia benar yang disampaikan Pak ketua, kami telah mempersiapkan semua kebutuhan untuk menyukseskan agenda besok,” tandasnya.
Dirinya melanjutkan, dialog pelibatan Masyarakat lebih menekankan pendekatan Ekonomi dan sosial budaya orang Maluku dalam mencegah faham radikalisme. Menururnya, banyak pelaku teroris di Indonesia yang terjebak dalam ideologi radikal, dan berpotensi mengancam stabilitas keamanan Nasional, Provinsi Maluku khususnya. Untuk provinsi Maluku sendiri, lanjutnya, paham radikal juga berda di tengah-tengah masyarakat. Sebut saja Fajrin Bin Selan alias Fajrun yang di tangkap Januari 2016 lalu di Balik Papan, Kalimantan Timur. Fajrun merupakan pemuda asal Pulau Seram yang saat ini tengah menjalani hukumannya di Mabes Polri. Namun menurut dia, para pelaku terorisme yang sudah dipulihkan kembali dari paham radikalnya harus dirangkul dan diperlakukan secara wajar di lingkungan dimana ia berada.
“Mereka juga warga negara Indonesia yang harus diperlakukan dengan baik, meskipun pernah salah jalan,” tutur Rauf.
Sementara itu, Dr. Subair, yang juga anggota FKPT Maluku memberikan keterangan lebih perincih terkait jumlah dan pemateri kegiatan besok. Dalam keterangannya, Subair mengatakan, akan ada keluarga teroris yang nantinya memberikan materi untuk 120 peserta yang di targetkan.
“Ada beberapa pemateri diantaranya Adiknya seorang pelaku bom Bali. Ali Fauzi adalah Adik Amrozi, gerbong teroris yang menghebohkan dunia internasional, akan hadir membawakan materi untuk para tokoh-tokelaoh agama, budayawan,” terangnya.
Menurut Subair, munculnya gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia diakibatkan oleh pemahaman ideologi yang sempit. Ideologi yang sempit akan cendrung membenarkan diri dan menolak ideologi yang di luar dirinya. Karena itu, dirinya mengajak agar seluruh lapisan masyarakt kembali kepada idiologi Pancasila. Menutup keterangannya, mantan ketua Senat IAIN Ambon tersebut mengharapkan agar dengan kegiatan yang akan di selenggarakan menjadi penghalau paham radikalis yang mencoba mewabah lebih luas di Maluku.
“120 peserta ini diharpakan bisa menularkan apa yang didapat berupa materi dan pengalaman ke Masyarakat umum, terpenting keluarga.” Kunci Subair. (FAR)