Jakarta, beritalima.com |– Ada sebagian orang menganggap, kehadiran kecerdasab buatan atau artificial intelligence (AI) ancam kreatifitas manusia. Betulkah? Ya memang kehadiran AI tak bisa dihadirkan dalam perkembangan teknologi informasi.
Dr Satrio Arismunandar, wartawan dan juga penulis senior menyatakan, “Yang terjadi sekarang adalah kolaborasi antara penulis dan AI. Banyak penulis menggunakan AI sebagai alat bantu untuk mempercepat proses brainstorming, pengeditan, atau penulisan draf awal. Namun, keputusan akhir tetap di tangan penulis manusia.”
Namun, “AI juga dapat membantu penulis menghemat waktu dengan otomatisasi tugas-tugas seperti perbaikan tata bahasa, menulis template dasar, atau menghasilkan ide-ide awal,” ucap Satrio dalam diskusil daring “Menjadi Penulis Di Era AI”, digelar Pekumpulan Penulis Indonesia Satupena, di Jakarta (12/9).
Diskusi yang mengundang pembicara adalah praktisi media sosial Ndoro Kakung, intinya menyampaikan kalau peran AI memang menjadi pelengkap kreatifitas manusia dalam berkarya, salah satunya ya menulis.
Bahkan dalam survei lembaga nirlaba advokasi penulis The Authors Guild, menyebutkan 13 persen responden menggunakan AI untuk aktivitas seperti bertukar pikiran tentang ide karakter dan membuat garis besar dalam menulis.
Satrio yang juga Sekjen Satupena mengakui, adanya alat seperti AI, perusahaan bisa menggunakan teknologi untuk memproduksi konten skala besar tanpa mempekerjakan banyak penulis. Ini dapat mengurangi permintaan untuk jenis konten tertentu.
“Namun ada kekuatan penulis yang sulit digantikan AI. Karya fiksi, puisi, esai pribadi, dan tulisan yang memerlukan sentuhan emosional atau perspektif manusia yang mendalam, masih sangat bergantung pada kemampuan unik manusia,” ungkap Satrio.
Jurnalis: Rendy/Abri