KUPANG, beritalima.com — Bank Indonesia ajak seluruh pihak untuk terus memperkuat pemulihan ekonomi Provinsi NTT. Semangat bersinergi ini didasari keperluan untuk segera memulihkan kinerja pertumbuhan ekonomi NTT, agar dapat kembali tumbuh di atas 5,0% secara tahunan.
“Rerata pertumbuhan ekonomi NTT tahun 2022-2024 tercatat sebesar 3,22%. Artinya, terdapat potensi-potensi yang perlu kita optimalkan dalam mendorong perekonomian Provinsi NTT kembali ataupun melebihi kondisi pra Covid”, kata Kepala BI NTT Agus Sistyo W., pada kegiatan Sasando Dia (Duduk Bareng Media) di Kota Kupang (30/1).
Maka dari itu diperlukan sinergi dan kolaborasi seluruh mitra utama Bank Indonesia dalam program-program mendorong perekonomian Provinsi NTT lebih tinggi.
Optimalisasi Sektor Pertanian dapat menjadi langkah awal dalam loncatan perekonomian Provinsi NTT. Sebagai sektor utama yang memberikan sumbangan ekonomi dan serapan tenaga kerja terbesar, produktivitas Sektor Pertanian di Provinsi NTT masih belum optimal dan rentan terhadap risiko iklim, jumlah luasan sawah dengan irigasi saat ini baru sebanyak 55% dari total lahan sawah di Provinsi NTT sehingga Indeks Pertanaman di Provinsi NTT masih belum optimal dan dapat ditingkatkan.
Bank Indonesia secara proaktif mendukung penguatan sektor pertanian NTT dengan bantuan sarana prasarana pertanian, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), dan digitalisasi pertanian.
Penguatan lebih lanjut pada Sektor Pertanian dapat ditempuh melalui upaya hilirisasi komoditas pertanian. Upaya ini tentunya memerlukan peran seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan ketertarikan investor di NTT. Penguatan iklim investasi dapat didukung dengan promosi proyek-proyek investasi serta pemberian insentif untuk penanaman modal di daerah.
Selain dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi juga memerlukan dorongan dari sisi jasa. seperti pada Sektor Pariwisata. Penetapan Labuan Bajo sebagai Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) membuka pintu dalam pengembangan Sektor Pariwisata di Provinsi NTT.
Potensi kekayaan alam dan budaya di seluruh wilayah NTT masih dapat dikembangkan untuk mendukung perekonomian di daerah.
“Jika setiap Kabupaten/Kota dapat mengembangkan satu destinasi wisata unggulan, maka Provinsi NTT akan memiliki 22 destinasi unggulan yang dapat dikunjungi oleh turis dari berbagai daerah dan negara tanpa merasa bosan” tegas Agus.
Destinasi unggulan ini akan menjadi sumber pendapatan di daerah, sehingga dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. Arah sinergi ini juga akan diiringi dengan perluasan akseptasi sistem pembayaran digital, seperti QRIS. Bank Indonesia akan menginisiasi beberapa event edukasi kekinian mengenai digitalisasi, dengan harapan dapat mempromosikan pariwisata di Provinsi NTT.
Bank Indonesia berkomitmen akan terus memperkuat sinergi dan inovasi dalam pengembangan ekonomi dan pengendalian inflasi di Provinsi NTT. Peningkatan perekonomian pada sisi supply dan demand diharapkan dapat menjaga ketersediaan pasokan komoditas, stabilitas harga, serta memperkuat nilai tambah ekspor. Ekonomi yang lebih kuat, inklusif, dan tumbuh berkelanjutan juga akan menopang sisi permintaan dalam perekonomian di Provinsi NTT. Segala upaya ini sejalan dengan misi Asta Cita Pemerintah dalam mencapai kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.***