BI Jatim Optimis Ekonomi Daerah Ini Akan Tumbuh Positif

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Bank Indonesia optimis ekonomi Jawa Timur Triwulan II/2023 akan tumbuh positif, dan kinerja ekonomi Jawa diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2023 sejalan dengan potensi kinerja konsumsi swasta dan investasi yang lebih tinggi.

“Potensi perbaikan konsumsi swasta terutama didorong oleh semakin terkendalinya kasus Covid-19, serangkaian momen HBKN dan libur nasional, pencairan bansos dan THR HBKN Idul Fitri serta pembebasan sanksi administratif PKB dan BBNKB di Jawa Timur,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Doddy Zulverdie, saat Bincang Bareng Media, Kamis (6/7/2023).

Membaiknya kinerja tersebut pastinya akan diikuti meningkatkan Investasi yang didorong berlanjutnya PSN dan proyek strategis Perpres 80/2019 yang ditargetkan selesai tahun 2023 serta kenaikan investasi korporasi berorientasi domestik sejalan dengan potensi peningkatan permintaan dalam negeri.

Di sisi Ekspor dan Impor Jawa Timur pada Mei 2023 masing-masing 2,43% (yoy) dan -1,44% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan April 2023 (-38,84% dan -25,76%, yoy). “Tingginya kinerja ekspor Jawa Timur pada periode Mei 2023 terutama ditopang oleh mulai membaiknya kinerja ekonomi global yang tercermin dari kenaikan indeks komposit PMI Global dari 54,20 pada April 2023 menjadi 54,40 pada Mei 2023,” jelasnya.

Di sisi lain, kembalinya jam operasional pasca libur panjang Idul Fitri 2023 turut menopang kenaikan kinerja ekspor Jawa Timur. Sementara itu, peningkatan impor Jawa Timur pada periode laporan didorong oleh perbaikan kinerja LU Industri dan adanya impor beras untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Neraca perdagangan LN Jawa Timur pada Mei 2023 mengalami defisit sebesar USD0,66 miliar, membaik dibandingkan Mei 2022 (defisit USD0,74 milliar) dan April 2023 (defisit USD0,71 miliar. Untuk inflasi gabungan Kota/Kab di Jawa Timur pada Juni 2023 relatif rendah (4,59%, yoy), serta lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2022 sebesar 6,52% (yoy) dan Mei 2023 sebesar 5,02% (yoy), namun lebih tinggi dari tingkat inflasi Nasional sebesar 3,52% (yoy).

“Tingkat inflasi tahunan tertinggi adalah Kota Surabaya dan terendah adalah Kota Madiun. Inflasi tahunan di Kota Surabaya didorong oleh komoditas bensin didorong adanya penyesuaian harga BBM pada Sept 2022, sementara inflasi tahunan terendah di Kota Madiun seiring penurunan harga pada cabai rawit,” jelasnya.

Tekanan inflasi Jawa Timur yang terus melandai tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi Jawa Timur melalui implementasi GNPIP yang masif, bersinergi dengan TPIP dan TPID.

Sementara itu, masih tingginya tingkat inflasi tahunan IHK Jawa Timur pada Juni 2023 terutama disebabkan oleh kenaikan harga daging dan telur ayam ras sejalan dengan kenaikan harga produksi yang meliputi harga pakan (jagung, gandum, dan soybean meal) sejak Desember 2022, kenaikan harga DOC (Day Old Chicken) sebagai dampak dari kebijakan culing Parent Stock (PS), serta masih terbatasnya pasokan di tengah demand yang masih tinggi saat HBKN Idul Adha.

Tingkat inflasi Jawa Timur mayoritas kelompok barang tercatat melandai dibandingkan capaian pada tahun 2022 dan triwulan I 2023. Pada Juni, melandainya tingkat inflasi terutama ditopang oleh penurunan harga bensin dan emas perhiasan, terjaganya pasokan hortikultura, khususnya bawang merah,
cabai merah, serta terjaganya stok beras yang ditopang oleh intensifikasi penyalurah SPHP beras dan terciptanya ekuilibrium harga baru. (Gan)

Teks Foto: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Doddy Zulverdie, saat Bincang Bareng Media, Kamis (6/7/2023).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait