BI NTT Dukung Program Pengembangan Pertanian Lahan Kering

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur mendukung visi misi NTT Bangkit dan Sejahtera melalui program pengembangan pertanian lahan kering khususnya kelor, garam, gula serta pengembangan pariwisata.

“ Kami menilai optimalisasi komoditas – komoditas tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT dari sisi pertanian, akomodasi makan – minum maupun ekspor secara signifikan. Apalagi berdasarkan kajian, NTT memiliki keunggulan komparatif,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Naek Tigor Sinaga dalam pidatonya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia NTT, Kamis (12/12).

Menurut Tigor, Kelor NTT dinilai sebagai yang terbaik kedua dunia setelah Spanyol. Sedangkan salinitas air laut NTT tertinggi di Indonesia sehingga cocok dikembangkan untuk industri garam. Begitu juga, rendemen gula yang jauh di atas rata – rata nasional, serta potensi pariwisata alam dan budaya yang membentang luas sehingga sangatlah sesuai disebut sebagai Ring of Beauty.

Sementara itu, dalam rangka meningkatkan arus investasi, Kantor Perwakilan BI NTT bersinergi dengan Pemerintah Provinsi telah mengikuti kegiatan Indonesia Investment Day di Singapura dalam rangka upaya menawarkan dan memetakan potensi inevstasi yang menjadi keunggulan kompartif daerah, seperti pariwisata dan pertanian lahan kering guna mendukung perekonomian. Di sela – sela kegiatan IMF – Word Bank Annual Meeting, Dubes Indonesia untuk Singapura beserta unsur pemerintah setempat telah berkesempatn untuk mengunjungi Labuan Bajo dan terlihat potensi – potensi wisata.

Pada kesempatan tersebut, Tigor menjelaskan pencapaian 2018 di bidang Inflasi. Menurutnya, dari sisi perkembangan harga, inflasi provinsi NTT sepanjang tahun 2018 tetap rendah. Hingga bulan November, inflasi tercatat lebih rendah dibandingkan nasional. Secara komulatif dari Januari hingga saat ini capaian inflasi NTT masih rendah kisaran 1 persen. “ Sehingga, inflasi pada akhir tahun 2018 kami perkirakan mendekati mendekati 3 persen, di bawah titik tengah kisaran sasaran nasional 3,5 -+ 1 persen. seluruh kelompok inflasi, baik pangan maupun lainnya diperkirakan dapat terkendali.

Untuk itu, kembali kami mengapresiasi seluruh upaya yang telah kita lakukan bersama, baik di dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi maupun kabupaten/kota, serta upaya keras Satgas Pangan di bawah koordinasi Polda NTT, yang terus bekerja sama dan berkoordinasi erat sepanjang tahun 2018 ini dalam mengimplemntasikan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi NTT dengan tagline ” JUPE RUN 10K” atau Tujuh Program Pengendalian Inflasi NTT, sehingga berhasil menjaga ifnlasi dalam sasaran target nasional.

Leih lanjut dia mengatakan, Sinergi yang telah terjalin dengan baik tersebut pada akhirnya mendapatkan apresiasi dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat(TPIP) sebagai Tin Pengedalian Inflasi terbaik di Kawasan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua tahun 2018. Lebih lanjut, khusus menghadpi akhir tahun 2018, kita harus tetap mewaspadai potensi inflasi terutama bahan pangan seperti beras, daging ayam, telur ayam rasdan bumbu – bumbuan yang terus menjadi pendorong utama inflasi diakhir tahun sebelumnya.

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2018, dihadiri Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, Bupati Sumba Tengah, Paul Limu, Wali Kota Kupang, Jefry Riwu Kore, Pimpinan Bank, BUMN, dan Pimpinan OPD Lingkup Pemprov NTT. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *