JAKARTA, beritalima.com – Bank Indonesia memastikan hingga akhir 2017, semua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) akan terlayani program BI Jangkau.
BI Jangkau ini bertujuan untuk meningkatkan perluasan jaringan distribusi uang layak edar (ULE) dan layanan kas hingga wilayah perbatasan.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi saat menyampaikan materi tentang Program BI Jangkau pada acara Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia di Grand Hotel Jakarta, Senin (20/11).
Hingga saat ini, kata Suhaedi, jumlah uang rupiah baru Tahun Emisi (TE) 2016 yang disitribusikan di masyarakat sudah mencapai Rp 600 triliun lebih. Dari jumlah sebesar Rp 600 triliun lebih itu, sekitar 58 – 60 persen beredar di Jawa.
Program BI Jangkau ini, menurut Suhaedi, BI bekerjasama dengan perbankan termasuk Pegadaian dan Kantor Pos di seluruh Indonesia untuk memastikan bahwa uang di kas – kas mereka sampai dengan kantor di pelosok itu uangnya cukup dan tidak lusuh lagi.
” Jadi Bank Indonesia menyediakan uang yang baru kemudian mereka menukarkan dengan uang rupiah lama lalu menyetorkan ke Bank Indonesia dan bisa menukarkan dengan uang yang baru, sehingga masyarakat kalau datang ke Pegadaian atau Bank diharapkan uangnya bukan uang lusuh tapi uang yang layak”, katanya.
Dia menambahkan, terdapat tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang masih menggunakan mata uang asing di wilayah Indonesia, diantaranya PLBN Entikong, Badau, dan Aruk di Kalimantan Barat, Motamasin, Wini dan Motaain di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta PLBN Skouw di Papua.
Karena itu, BI terus mengedukasi serta memfasilitasi dengan bekerjasama dengan perbankan dan lembaga keuangan untuk membuka tempat penukaran uang di batas negara.
” Kita yakin seluruh daerah di Indonesia terlayani uang rupiah baru Emisi 2016, termasuk juga di tujuh Pos Lintas Bas Negara (PLBN)”, kata Suhaedi menambahkan. (L. Ng. Mbuhang)
