Bicara Cinta di Munio ke-5

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Cinta menjadi topik diskusi yang seru dalam gelaran Munio ! edisi ke-5, yang berlangsung di pendopo kampus Stikosa AWS, Jumat sore (14/2/2025).

Bertajuk “Cinta Bersabarlah”, forum komunikasi dan belajar terbuka ini mengangkat beragam ungkapan cinta dari narasumber beragam profesi dan usia. Gelaran ini makin menarik dengan tampilan pemusik Arul Lamandau yang menampilkan lagu-lagu karyanya bertema cinta.

“Setiap hari kita sedang mengejar cinta masing-masing. Mahasiswa yang sedang menuntaskan skripsi, orang yang sedang memperjuangkan pekerjaannya. Pada hakekatnya juga wujud dari cinta. Untuk mengejar cinta itu dibutuhkan kesabaran. Oleh karena itu di hari kasih sayang ini kita mengangkat tema ini” ujar Athok Murtadhlo, salah satu moderator narasumber.

Diskusi lesehan yang dikemas dengan santai ini dipandu tiga moderator. Selain Athok, yang juga dosen Stikosa AWS, juga Hari mahasiswa RPL Stikosa AWS (rekognisi pembelajaran lampau) dan Gagas Aji, dosen Stikosa AWS.

Hal yang menarik dalam suasana diskusi tersebut adalah, tidak ada sekat antara dosen dan mahasiswa. Masing-masing bisa saling bercanda, saling mengemukakan pendapatnya secara bebas.

Salah satu moderator bahkan melempar joke dengan menyindir seorang narasumber dari mahasiswa yang berpacaran dengan teman sesama mahasiswa.

“Memang suasana seperti inilah yang kita inginkan dari konsep Munio. Hubungan dosen dengan mahasiswa seperti sahabat, dan mahasiswa bebas berbicara. Diskusi ilmiah tidak harus berada di ruang kampus,” ujar Gagas Aji.

Ia menyitir statement Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bahwa sekarang ini banyak orang menyampaikan aspirasi dengan amarah.

“Oleh karena itu melalui diskusi santai semacam ini, kita belajar menyampaikan aspirasi secara terbuka dengan tetap santun,” tambah Gagas.

Dua perwakilan mahasiswa Stikosa AWS yang tampil dalam forum diskusi adalah Damara, ketua UKM Surabaya Muda dan Sabrina dari Face of Indonesia. Damara dan Sabrina menyatakan ekspresi cintanya ke kampus dengan aktif dalam kegiatan mahasiswa.

Menurut Damara, UKM Surabaya Muda fokus pada produksi konten digital yang memakai kaidah jurnalistik dan event organizer. Beberapa kali unit kegiatan mahasiswa ini menggelar event di BG Junction Mall.

Sedangkan Face of Indonesia, selain produksi konten jurnalistik juga mengemas konten pendidikan.

“Karya skripsi yang bagus kita peras dan kita kemas sebagai konten yang menarik di media sosial. Hal ini bertujuan untuk memotivasi anak muda dan mengimbangi konten-konten yang tidak mendidik di berbagai medsos,” papar Sabrina, perwakilan dari Face to Indonesia.

Aulia Mawardhika, mahasiswi RPL Stikosa AWS dan anggota legislatif dari Partai Golkar ini, memandang cinta dari sisi politik. Menurutnya, jika berpolitik tidak dengan cinta maka seorang politikus tidak akan sepenuh hati melayani masyarakat yang telah memberikan suaranya.

Bagi Aulia, perwujudan rasa cinta ini antara lain dengan memberi perhatian kepada warga di dapilnya, membantu pertumbuhan mereka serta membuat masyarakat termotivasi.

Pendapat menarik disampaikan Zainal Arifin Emka. Dosen jurnalistik Stikosa AWS dan penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tersebut mengatakan, jika memilih mencintai atau dicintai. Pilihlah mencintai. Sebab mencintai posisinya memberi.

“Bukankah tangan diatas atau memberi, lebih baik dari tangan di bawah ?,” tukasnya.

Menurut mantan Wakil Pimpinan Redaksi Harian Surabaya Post tersebut, cinta adalah kecenderungan hati kepada sesuatu disertai kesediaan berkorban kepada sesuatu.

Jika seseorang mencintai sesuatu, maka ia akan rela berkorban untuk sesuatu yang dicintai. Bisa berkorban materi, waktu, tenaga, dan sebagainya.

Di akhir acara, penggagas program Munio, Dr Sukowidodo, mengatakan program ini merupakan program yang unik. Peristiwa seorang mahasiswi anak orang kaya di Surabaya melakukan bunuh diri karena takut akan masa depan memberikan inspirasi bahwa mahasiswa perlu diberi ruang dialog untuk mengeluarkan uneg-uneg dan pendapatnya.

Maka melalui program Munio ini, diberikan wadah untuk bersuara. Tidak ada batas antara mahasiswa dan dosen. Semuanya berkumpul dalam satu ruang dialog terbuka.

Kini program Munio berkembang. Tidak hanya digelar secara off air, namun juga dikemas sebagai program televisi bertajuk “Munio On Screen” yang mulai tayang di munio.tv Youtube dan rencananya akan disiarkan secara reguler di TVRI Jatim.

Episode demi episode program Munio On Screen mulai rutin diproduksi di Studio Laboratorium TV Stikosa AWS, ujar Direktur Pengembangan & Kerjasama Stikosa AWS ini.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait