JAKARTA, beritalima.com | Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj diakui positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Said Aqil juga memohon doa dari segenap masyarakat, warga Nahdliyin, khususnya para kiai untuk kesembuhannya.
Demikian keterangan yang disampaikan langsung sekretaris pribadi Said Aqil, M Sofwan Erce, melalui video yang diunggah di akun Youtube Kang Said Official, Minggu (29/11).
Pengamat Politik, Hukum dan Keamanan Dr Dewinta Pringgodani SH MH memuji sikap jujur Said Aqil yang terbuka positif Covid-19.
“Said Aqil telah memperlihatkan sikap sportif dan negarawan serta ulama yang berani menyampaikan kebenaran,” kata Dewinta melalui keterangan tertulis, Senin (30/11).
Menurut Dewinta, keterbukaan Said Aqil soal pemyakitnya akan membantu Satgas Covid-19 melakukan penelusuran kontak atau tracing.
“Pasien juga akan dirawat secara benar, sehingga tidak membahayakan orang lain,” kata Dewinta.
Disisi lain, Dewinta menyesalkan sikap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab atau HRS yang menyurati Walikota Bogor Bima Arya agar tak membuka hasil tes swabnya ke publik.
“Sangat disesalkan sikap HRS
yang menolak untuk dilakukan penelusuran kontak, mengingat yang bersangkutan pernah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19,” kata Dewinta melanjut
Dewinta menekankan seluruh masyarakat, siapapun itu, harus kooperatif dalam penanganan covid-19. Termasuk bersedia mengikuti tahapan testing, tracing dan treatment (3T).
Menurut Dewinta, mengutip penegasan Satgas Covid-19 Kota Bogor bahwa mereka tidak bermasksud mengusik privasi Habib Rizieq Shihab, terkait hasil tes swab Covid-19. Petugas hanya ingin hasil tes swab itu disampaikan untuk dilakukan pendataan.
“Hasil pelaksanaan 3T dipakai oleh petugas kesehatan untuk mengakses informasi, data dan kontak erat pasien jika terkonfirmasi positif. Kalau tidak membahayakan menulari orang lain. Makin disembunyikan makin membahayakan orang lain,” kata Dewinta.
Dari kasus ini, Dewinta mengungkapkan, ada perbedaan mencolok dua tokoh ulama dalam menghadapi Covid-19.
“Kalau memang HRS negatif
mengapa harus disembunyikan? Kalau pun positif, makin disembunyikan makin dapat membahayakan orang lain. Apalagi dengan menyembunyikan dirinya yang entah ada dimana, setelah keluar dengan keinginan sendiri dari RS Ummi,” tutup Dewinta.
Kita bisa menilai mana yg benar dan mana yg kaleng2….
Seperti dikutip dari NU Online, Said Aqil sempat menyatakan bahwa terinfeksi Covid-19 bukanlah aib ataupun hal buruk.
Virus tersebut, kata dia, bisa mengenai siapa saja, dari latar belakang apa saja. Oleh karena itu, ia mengajak untuk menjaga pesannya, yakni dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, jangan lupa cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak.