PAMEKASAN, Beritalima.com | Sebanyak 50 orang petambak garam dari perwakilan Desa Polagan, Desa Lembung, Desa Konang dan Desa Pandan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengikuti Sosilasasi / Bimtek penanganan pasca Panen produksi garam rakyat. Senin(30/12/2019).
Acara tersebut bertempat di Desa Polagan, Kecamatan Galis, yang diselengarakan oleh Dinas Perikanan, Kabupaten Pamekasan.
Muzanni Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Budidaya, Dinas Perikanan, Kabupaten Pamekasan, mengatakan, bahwa tujuan diakannya bimtek kepada para petani garam, agar nantinya bisa melaksanakan 7 hal diantaranya adalah.
“Bisa melaksanakan SOP produksi garam dengan baik dan benar dengan cara mengembalikan sisa air tua ke posisi bossem air baku sehingga bisa memperkecil kandungan Mg, dan ada cara- cara lainya juga yang diberikan langsung oleh pemateri kepada 50 para petani kita,”tuturnya,Senin Sore(30/12/2019).
Muzanni, melanjutnya, untuk hasil produksi garam tahun 2019 mencapai puncak hasil produksi 152.540,9 ton, untuk luasan tanah tambak 923,7 ha yang tersebar di 15 Desa di 3 Kecamatan Galis, Pademawu, Tlanakan, rata-rata pencapaian 140,902 ton/hektar.
“hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya normal musim kemarau dan pemanfaatan produksi geomembrane. Sehingga hasil produksi meningkat pesat,”jelasnya.
Ditambahkan olehnya bahwa masalah pasca panen garam yang perlu diantisipasi oleh para petambak garam usai musim Penghujan, seperti penyusutan tonase garam disebabkan tingginya kadar air yang terdapat pada garam hasil panen.
Banyak noda kotor dari berbagai faktor tanah, material lainnya seperti terdapat tumpukan tali, Karung,kayu dll. Dan penyimpanan garam tidak pada tempatnya, limpahan air hujan dan disebabkan adanya banjir.
“Sehingga penyebab seperti ini dapat mempengaruhi hasil dan kwalitas mutu garam. Dan ini kadang kurang disadari oleh para petambak kita, sehingga kwalitas garam bisa mempengaruhinya,”tandasnya Muzanni.[rr]
