BKKBN Jatim: Pentingnya Perencanaan Kehamilan Dalam Pencegahan Stunting

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Sinergi BKKBN dan Komisi IX DPR RI terus berlanjut. Kali ini Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur bersama mitra Komisi IX DPR RI menggelar acara talk show dengan mengambil tema “Pentingnya Perencanaan Kehamilan Dalam Pencegahan Stunting” di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Anggota Komisi IX DPR RI Lucy Kurniasari, Koordinator Administrasi Kepemimpinan (Adpin) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur Sofia Hanik, dan Nurul Habibah Umar dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya.

Lucy mengatakan, perencanaan kehamilan atau pengaturan waktu kehamilan ini sangat penting. Tidak hanya untuk mencegah kepadatan penduduk, tapi yang lebih utama untuk kesiapan orang tua dan kesehatan anak.

Menurutnya, perencanaan kehamilan baik dengan memakai alat kontrasepsi (IUD, Kondom atau Pil) maupun dengan penundaan pernikahan perlu dipertimbangkan. Diungkapkan, hasil sebuah riset menyebutkan, 4 dari 10 perempuan hamil mengaku kehamilannya tidak direncanakan. Selain itu ada data menyebutkan, kehamilan remaja usia 15 sampai 19 tahun masih tinggi.

“Ini sangat kita sayangkan. Mustinya, pernikahan yang ideal bagi kaum wanita itu usia 21 tahun dan untuk kaum pria usia 25 tahun,” ujar Lucy. “Ini perlu menjadi perhatian karena menyangkut kesiapan mental, fisik dan financial,” lanjutnya.

“Usia matang untuk perempuan dalam tahapan mengandung, melahirkan, menggendong anak itu perlu mental dan fisik yang matang. Karena bila terjadi kehamilan di saat fisik, mental dan ekonomi dalam kondisi tidak siap bisa mengakibatkan anak yang dilahirkan stunting,” urainya.

Disebutkan, Pemerintah bersama DPR sudah membuat Undang-Undang suatu kependudukan nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, dan sudah diterjemahkan berupa Perpres no 87 tahun 2014.

Koordinator Adpin BKKBN Jatim, Sofia Hanik mengatakan, peran BKKBN melalui program bangga kencana untuk meningkatkan kualitas SDM dilakukan melalui perencanaan di tiap tahap atau siklus kehidupan dengan baik. Perencanaan itu meliputi pendewasaan usia perkawinan dan penyiapan kehidupan bagi remaja melalui program GenRe.

Ia juga menyebut bahwa angka stunting di Jawa Timur pada tahun 2022 angka prevalensinya masih cukup tinggi, yakni 23,5 persen. Tercatat, angka tertinggi terdapat di Kabupaten Bangkalan sebesar 38,9 persen, sedangkan terendah di Kabupaten Mojokerto 6,9 persen.

“Oleh karenanya, diseminasi pelaksanaan delapan aksi konvergensi yang merupakan sebuah upaya dalam menurunkan angka stunting dengan merumuskan kegiatan-kegiatan yang terintegrasi ini sangat penting dilakukan,” tuturnya.

Adapun delapan aksi konvergensi yang dimaksud adalah analisa situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, perbup/perwal tentang peran desa, kader pembangunan manusia, manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta review kinerja tahunan.

“Faktor perekonomian dan perawatan (pola asuh) bayi sejak dalam kandungan tetap jadi penyebab utama tingginya angka tersebut,” bebernya.

Hal senada juga disampaikan Nurul Habibah Umar dari (DP3APPKB) Kota Surabaya. Nurul mengatakan, kehamilan dengan perencanaan yang matang, termasuk jarak kehamilan yang tepat akan melahirkan anak-anak yang sehat serta membuat keluarga sejahtera. (Gan)

Teks Foto: BKKBN Jatim dan Komisi IX DPR RI saat giat di Kedung Cowek, Bulak, Surabaya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait