Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Timur siap mensosialisasikan budaya membaca di berbagai kegiatan, mulai tingkat provinsi sampai dengan kabupaten kota diseluruh Jawa Timur. Salah satu sasaran budaya membaca adalah merangkul anak-anak usia dini untuk mulai mengenal membaca.
Demikian disampaikan Ketua BKOW Jatim, Dra. Fatma Saifullah Yusuf pada acara Gebyar Minat Baca dan Peluncuran Buku serta Demo Membaca Cepat dalam rangka Hari Pemberdayaan Perpustakaan Tahun 2016 bertemakan “Membentuk Karakter Melalui Baca Buku,” di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Jl. Menur Pumpungan no.32, Surabaya, Selasa(24/5).
Menurutnya, BKOW Jatim merangkul 41 organisasi wanita yang tersebar di seluruh Jatim. Diantaranya, juga merupakan organisasi yang memiliki lembaga pendidikan misalnya Muslimat NU. Nantinya, BKOW Jatim akan memberikan informasi bersama organisasi didalamnya agar budaya membaca bisa dimulai di lingkungan sekitar. “Beberapa anggota BKOW Jatim mempunyai taman kanak-kanak. Sosialisasi budaya membaca bisa dimulai dari situ yakni dengan membiasakan anak-anak membaca buku. Yakni sering mengenalkan buku cerita bergambar, sehingga anak-anak akan lebih antusias dalam membaca. Dari situ budaya gemar membaca akan lebih mudah dimulai,” ujarnya.
Ia menjelaskan, anak kecil memiliki imajinasi yang bisa terus berkembang. Oleh sebab itu peran orang tua tentunya didukung oleh BKOW Jatim harus ikut mengembangkan imajinasi anak. “Semua pihak harus mendukung agar anak berimajinasi setinggi langit, asalkan positif. Dan tentunya, dengan mengemas budaya gemar membaca dengan hal-hal yang menarik perhatian mereka. Salah satunya dengan dibuatnya buku cerita para pemimpin dan tokoh-tokoh hebat yang disertai gambar bisa menumbuh kembangkan imajinasi anak serta bisa juga menjadi motivasi,” ucapnya.
Keluarga menjadi salah satu lingkungan pertama yang harus membiasakan anak untuk membaca karena semakin dini pembiasaan dilakukan maka akan semakin efektif, sehingga saat dewasa kebiasaan gemar membaca akan berlanjut. “Akan tetapi hal tersebut bukan tugas yang mudah, karena era saat ini media informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat yang mana setiap hari disuguhkan siaran televisi yang beragam dan juga sarana instan secara visual yang lebih menarik dari pada tulisan. Oleh sebab itu, harus ada strategi untuk mengajak masyarakat untuk mau membaca,” jelasnya.
Bunda Fatma, sapaan akrabnya mengatakan kebiasaan membaca memiliki makna penting dalam kehidupan, karena dengan membaca akan menambah pengetahuan, memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan atau kualitas hidup sehingga menjadi lebih baik dan sejahtera. “Dengan membaca, akan membentuk karakter seseorang menjadi cerdas dan mengantarkannya untuk mewujudkan kehidupan yang lebih sejahtera,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil penelitian survei minat baca, pada tahun 2015 indeks minat baca Jawa Timur meningkat menjadi 65,25 persen, yang sebelumnya sebesar 56 persen. Satuan pendidikan menjadi sentral dalam membudayakan kegemaran membaca peserta didik yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar. Salah satu cara juga melalui penyediaan sarana perpustakaan ditempat umum yang muda dijangkau, dengan bacaan yang bermutu, mudah diakses dengan cepat dan murah.
Sementara itu, Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Sujono, MM menuturkan tujuan diselenggarakan ini adalah untuk membangkitkan semangat dan kemauan masyarakat untuk membaca, menjadikan membaca sebagai budaya serta meningkatkan kualtias perpustakaan dalam rangka meningkatkan minat membaca. “Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur berulang kali menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan dan minat membaca mulai tingakt kota dan kabupaten sampai pelosok desa,” jelasnya.(**)