Situs BMKG melangsir, Pusat gempa berada pada 5.25 LU dan 96.24 BT, atau tepatnya terletak pada kedalaman 15 Km Timur Laut, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Gempa tersebut berdampak luas hingga seluruh pelosok Aceh.
Kendatipun tidak berpotensi Tsunami, gempa Aceh memakan banyak korban jiwa, terutama di Pidie. Berikutnya, dikabarkan, ratusan banguna tempat umun hancur dan rubuh akses gempa, seperti bangunan perumahan penduduk, ruko, termasuk beberapa masjid.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pukul 05. 03.36 WIB dengan kekuatan M=6,5. Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km,” tulis siaran Pers BMKG Aceh.
Hasil analisis peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI). Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempa bumi berupa kerusakan bangunan. Ini sesuai laporan sementara dari zona gempa bumi bahwa gempa bumi ini memang menimbulkan kerusakan di berbagai tempat.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, “Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar local”,.
Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempa bumi memang terdapat struktur sesar mendatar. Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempa bumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut.
“Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 08.12 WIB sudah terjadi gempa bumi susulan sebanyak 10 kali dengan kekuatan terbesar M=4,8. Tampak bahwa tren kekuatan gempabumi susulan semakin kecil, sehingga masyarakat dihimbau agar tetap tenang, selanjutnya mengikuti arahan BPBA setempat dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Drs. MOCH. RIYADI, M.Si.(En)