TRENGGALEK, beritalima. com
Dalam memeriahkan rangkaian Hari Santri ke-4 tahun 2018, panitia Hari Santri Kabupaten Trenggalek menggelar pertandingan futsal. Laga futsal yang mengambil tema “Liga Futsal Santri 2018” ini dimulai dari tanggal 4 sampai 5 November 2018.
Menurut ketua panitia sub kegiatan liga futsal, Tobib Al Fauzi bahwa pertandingan dimaksudkan untuk memeriahkan hari Santri selain juga untuk lebih mempererat silaturahmi antar Santri di Trenggalek.
“Harapan dari panitia, kegiatan ini bisa menjadi pemicu dan pemacu semangat bagi para generasi muda agar lebih familier dengan Santri. Bahwa Santri juga bisa berperan aktif dalam tiap sendi sosial kemasyarakatan tidak hanya bisa ngaji dan nyantri,” jelasnya pada beritalima. com, Senin (5/11).
Menurut Gus Tobib, panggilan akrab dari ketua panitia yang juga pengasuh salah satu pondok pesantren (ponpes) di Trenggalek ini sebenarnya saat ini pemahaman masyarakat tentang santri sudah mulai menyesuaikan perkembangan jaman.
“Seiring jaman, masyarakat saat ini sudah lebih bisa menerima dan terbuka pada sistem kependidikan di pondok pesantren. Dan hal itu, tidak bisa dilepaskan dari peran para kyai pendahulu yang tidak tertutup serta “kerso” (mau) membuka diri terhadap perkembangan maupun teknologi, sehingga santri pun saat ini sudah mampu bersaing di kancah persaingan global tanpa meninggalkan ciri khas kesantunan dari santri itu sendiri, ” imbuhnya.
Dalam pertandingan liga futsal santri 2018 ini, memperebutkan hadiah uang pembinaan dan piagam penghargaan dari Panitia Peringatan Hari Santri ke-4 Kabupaten Trenggalek.
“Ada 32 club peserta yang mengikuti pertandingan, terdiri dari para santri ponpes dan madrasah diniyah (madin) se- Kabupaten Trenggalek. Dengan ketentuan klasifikasi kelompok umur, peserta harus berusia dibawah 25 tahun,” ujar ustads muda asal Desa Sambirejo itu.
Selain para peserta resmi dari kalangan santri ponpes dan madin, terlihat juga club tambahan dalam pertandingan eksebisi dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Trenggalek melawan panitia pelaksana.
“Kami memang sengaja datang dan bertanding melawan panitia dalam rangka pertandingan eksebisi guna memeriahkan acara selain memang membawa misi mengkampanyekan tentang bahaya narkoba kepada masyarakat, ” jelas Djainul Muttakin, ketua club futsal yang juga Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M), BNNK Trenggalek.
Dengan tetap menggunakan sarung sebagai ciri khas santri, para panitia dengan gigih melawan club futsal dari BNNK Trenggalek dan setelah bertanding selama 2 X 20 menit akhirnya hasilnya seri.
“Disini kami bersama tim tidak untuk mencari kemenangan atau mengalahkan lawan, tapi lebih kepada misi silaturahmi dan sosialisasi terkait tugas di BNNK, ” tandasnya.
Lebih jauh, Djainul mengungkapkan saat bahaya narkoba sudah sangat memprihatinkan dewasa ini, semua pihak harus saling peduli, tetap mengingatkan dan mendukung dalam pencegahan dari penyalahgunaan narkoba.
“Seperti data yang telah disampaikan Bapak Plt Kepala BNNK Trenggalek bahwa jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia diperkirakan mencapai angka 3,5 juta orang pada 2017, di mana 1,4 juta adalah pengguna biasa dan hampir satu juta telah menjadi pecandu narkoba maka semua elemen anak bangsa harus bersatu padu melawan itu termasuk para santri-santri kita ini, ” pungkas pria ramah asli Kediri itu. (her)