Bocah-Bocah Pembersih Kuburan Dadakan di Makam Dato Paggentungan Gowa

  • Whatsapp

Citizen Reporter
Penulis : Devi Andriani

Mahasiswa KPI FDK UIN Alauddin Makassar

Ketika fajar menyingsing menampakkan kilau warnanya, tapak tapak kaki mulai bergegas menuju tujuannya masing-masing.

Kembali menyelesaikan pekerjaan yang belum sempat dirampungkan pada hari kemarin.

Hari mulai sibuk. Hari libur bagi anak sekolah dimanfaatkan oleh bocah bocah itu sebagai pekerjaan tahunan yang cukup menjanjikan.

Ramadhan 1440 H kali ini diwarnai munculnya bocah-bocah pembersih makam dadakan.

Hal ini dikarenakan momentum Ramadhan dijadikan hari berkumpul bersama sanak saudara begitupun waktu yang pas dengan berziarah ke makam sanak saudara atau teman yang telah mendahului.

Momentum ini tak dilewatkan bocah-bocah yang tinggal disekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dato Panggentungan, Kabupaten Gowa.

Banyaknya peziarah mereka jadikan sebagai ladang meraup rezeki di hari raya. Membantu membersihkan area pemakaman, mereka mendapatkan upah dari Rp 5000-10.000,- atau sekedar menjual air dan bunga tabur untuk pemakaman mereka diupahi uang dari Rp 10.000-20.000,-.

“Kami bantu-batu bersihkan daun atau rumput liar di kuburan. Nanti mereka kasi upah seikhlasnya, tapi biasanya mereka kasi Rp 5000 atau 10.000.”, tutur Firman salahsatu bocah pembersih makam, Minggu (19/5/2019) lalu.

Dengan wajah gembira dan baju sedikit lusuh, mereka berjalan menyisiri area pemakaman sembari menenteng air botol di sebelah kanan dengan mata yang seolah mengintai mangsanya.

Kalau-kalau ada orang berbaik hati ingin memakai jasanya untuk membersihkan makam saudaranya.

Berbekal sabit kecil, bocah pembersih makam itu membersihkan dengan sepenuh hati makam yang telah dipercayai oleh mereka untuk dibersihkan.

Dengan cekatan mencabuti satu persatu rumput liat yang menancap di atas gundukan tanah ,membersihkan lumut liat yang tumbuh menghijau di sekitar tegel kuburan. Semua dilakukan dengan bersih dan rapi.

Sehingga tak satupum terlihat sampah atau rumput liar yang membuat pandangan mata menjadi terganggu.

Lewat momentum ini bocah tersebut mengumpulkan pundi-pundi, membeli baju dan sendal lebaran jawaban polos mereka.

Sama seperti tahun tahun yang lalu, Ramdham kali ini mereka jalankan dengan bekerja.

Pekerjaan tahunan yang cukup menggiurkan bagi anak-anak yang senang jika mendapat uang meski tak seberapa. Selain itu dengan membantu orang-orang, mereka menjadi sangat berguna.

Peziarah pun merasa senang dan terbantu dengan adanya bocah pembersih makam dadakan ini.

Dengan ini sukacita hari raya Idul Fitri dapat dirasakan oleh semua orang. Mereka pum berharap, bocah-bocah ini tak hanya ada ketika momen Ramdhan saja, tetapi ketika hari biasa pun mereka dibutuhkan.

Hingga senja menyongsong dan matahari kembali ke peraduannya. Tanda hari akan digantikan malam.

Isyarat bagi manusia untuk berhenti dari kesibukannya untuk pulang dan beradu pada pulang yang disebut sebagai rumah.

Adzan magjrib berkumandang berlegar merdu di segala penjuru. Seruan untuk segera melaksanakan perintah yang maha kuasa.

Semua berhenti sejenak, termasuk bocah-bocah ini mereka segera menghentikan aktivitas mereka lalu bergegas membersihkan diri dan sisa sisa tanah kuburan yang menempel di baju dan celana mereka di sumur belakang area perkuburan.

Setelah cukup bersih, mereka pun bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat ataupun untuk menghitung berapa pundi yang telah kumpulkan hari ini.

Alangkah bahagianya senyum yang tergores di wajah polos mereka. Baju dan sendal baru yag mereka impikan untuk dikenakan di hari raya sedikit lagi merekah gapai.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *