BANYUWANGI Beritalima.com – Bocah berkacamata minus yang ada di pangkuan Aiptu Ririn Nurfiah terus merengek ingin bertemu Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Rengekan itu tentu saja membuat anggota Polsek Kota Banyuwangi kebingungan. Masalahnya tidak mudah untuk bersua Sang Jenderal. Apalagi petinggi Korps Bhayangkara tinggal di Jakarta.
Tidak hari itu saja bocah bernama lengkap Mohammad Abdullah Daud Abigiel (8), ingin bertemu Kapolri. Hampir tiap hari anak ketiga pasangan suami istri, Rahayu Agustina (44) dan Yudiono (47), mengajukan permintaan yang sama. Selama itupula, sang ibunda berusaha membujuk dan memberi pengertian pada buah hatinya.
“Tidak hanya ingin bertemu Kapolri, maunya tiap hari bermain di markas kepolisian. Namun saya sadar permintaan itu jelas tidak mungkin. Makanya, tiap kali dia merengek ingin main ke markas polisi atau minta ketemu Pak Tito Karnavian, saya bujuk agar tidak bersikeras,” tutur Rahayu Agustina mengawali kisah putra bungsunya.
Nge-fans dengan institusi kepolisian sudah diperlihatkan Daud sejak usia 2 tahun. Cerita itu bermula dikala menjalani opname di RS Dr Soetomo Surabaya. Daud balita yang saat itu menjalani perawatan isolasi melihat sosok polisi yang dirawat di ruangan yang sama. Entah mengapa, mulai waktu itu dia terus menunjukkan keinginannya untuk menjadi polisi.
“Malah waktu itu dia minta dirawat di RS Bhayangkara. Tapi itukan tidak mungkin karena dokter merujuk kami agar berobat ke RS Dr Soetomo,” kisahnya mengenang kejadian yang telah lampau.
Daud yang kini duduk di bangku kelas 2 SD Lazuardi Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi harus berhenti sementara mengenyam pendidikan formal. Diagnosa medis yang menyatakan bahwa bocah ini memiliki masalah dengan kekebalan tubuhnya tidak bisa mengalami kepayahan. Atas alasan itu dengan berat hati orang tuanya terpaksa membimbingnya di rumah.
“Dokter bilang nggak boleh payah. Sekolah dua hari tapi sakit dan opname di rumah sakit sampai 10 hari. Itu sebabnya tim medis menyarankan agar anak kami berhenti sekolah dulu,” paparnya.
Disamping tak boleh payah, Daud juga dilarang terpapar sinar matahari langsung. Apabila itu terjadi maka tubuhnya akan memerah dan kebiruan. Tidak hanya penyakit kekebalan tubuh saja yang diderita Daud. Anak malang ini juga didiagnosa bermasalah dengan jantung serta satu ginjalnya.
“Makan tidak boleh pakai nasi putih, bolehnya beras meras. Tidak semua buah dan sayuran bisa dia makan. Hanya buah dan sayuran tertentu sesuai petunjuk tim medis yang berani saya hidangkan,” ujar Rahayu Agustina yang ditinggal sang suami merantau ke Pulau Borneo.
Dari ketiga putranya, Mohammad Abdullah Faqih (17), Mohammad Abdullah Zakaria (14) dan Muhammad Abdullah Daud Abigiel, hanya si bungsu saja yang mengalami penyakit itu. Sedangkan kakak-kakaknya menjalani kehidupan normal dan mengenyam pendidikan formal di SMAN I Giri dan SMPN 5 Banyuwangi.
Di mata Rahayu, kecintaan berat putra ketiganya terhadap institusi kepolisian membuatnya heran. Padahal dalam keluarganya tidak ada yang menjadi polisi. Namun Daud selalu bilang kelak ingin menjadi anggota Korps Bhayangkara. Saking nge-fansnya, perayaan ulang tahunnya pernah dirayakan di Polsek Kota Banyuwangi.
“Kebetulan pas perayaan ultah di Polsek Banyuwangi ketemu dengan Aiptu Ririn Nurfiah. Memang tidak dirayakan secara meriah. Waktu itu Daud saya beri hadiah disaksikan anggota polsek,” sambung wanita berhijab ini.
Mapolres Banyuwangi juga beberapa kali dikunjungi Daud. Termasuk Pos Lantas Karangente kerap menjadi latar cerita unik bocah ini. Tiap kali dia merengek ingin bermain ke markas polisi, Rahayu Agustina berusaha mengabulkan permintaan putranya.
“Diantara tiga lokasi itu, Polsek Kota Banyuwangi paling sering. Kebetulan letaknya dekat dengan rumah lama di Kelurahan Tukang Kayu maupun lokasi kontrakan yang sekarang di Kelurahan Singonegaran. Dulu bisa tiap hari, sekarang alhamdulillah bisa dibujuk,” tambahnya.
Satu-satunya keinginan Daud yang mungkin sangat sulit dia kabulkan adalah bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Jika bertemu tidak mungkin, sebagai ibu dirinya berharap agar putranya bisa berdialog langsung dengan Sang Jenderal asal Palembang, Sumatera Selatan melalui sambungan telepon. Semoga harapan ini bisa didengar aparat Kepolisian Resort Banyuwangi.
(abi)