SURABAYA, beritaluma.com | Ketua VI Angkutan Barang Dewan Pengurus Pusat (DPP) Organda, Kody Lamahayu, menegaskan, penyebaran virus Corona yang dikhawatirkan masyarakat sama sekali tidak berdampak pada kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
“Kegiatan bongkar muat barang antar pulau dan ekspor impor tetap berjalan normal seperti biasa, tidak ada pengaruh dengan virus Corona,” tegas Kody di Kantor DPC Organda Tanjung Perak, Surabaya, Senin (16/3/2020).
Menurutnya, kegiatan bongkar muat barang impor dari berbagai negara luar termasuk dari Cina berjalan normal seperti biasa. Terlebih di Pelabuhan Tanjung Perak, tetap aman dan lancar.
“Sepanjang beredar kabar adanya Confiq 19 sampai saat ini Pelabuhan Tanjung Perak masih normal, tidak pernah ada masalah atau penularan virus itu di pelabuhan,” ujar pria yang juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (DPW APBMI) Jawa Timur ini.
Sebagai bukti dia sebutkan, Minggu lalu ada bongkar muat barang dari Cina. Terus disusul bongkar 37.000 ton jagung asal Argentina, dan SBM 46.000 ton asal Argentina dibongkar di Terminal Teluk Lamong.
Tidak hanya itu, sebentar lagi juga ada 4 kapal muat barang ekspor, dan beras impor untuk kebutuhan nasional hingga April nanti.
Amannya kegiatan bongkar barang impor di pelabuhan ini, karena pencegahan masuknya virus Corona yang dilakukan pihak Otoritas Pelabuhan sudah cukup tepat. Pencegahan virus itu dilakukan tanpa penolakan barang import.
Metodenya, terang Kody, setiap ada kapal asing mau masuk pelabuhan, pihak aparat termasuk tim dokter dari Kementerian Kesehatan melakukan jemput bola, melakukan pemeriksaan, dan setelah crew kapal asing itu dipastikan tidak ada yang terindikasi kena Corona, kapal asing baru boleh sandar untuk bongkar barang. Itu pun crew kapal tetap tidak boleh turun dari kapal.
Barang impor itu umumnya bahan kebutuhan pokok dan bahan baku. Menurutnya, antisipasi penyebaran virus Corona pada angkutan barang memang tidak perlu seketat pada angkutan orang.
“Semua aktifitas bongkar muat menggunakan peralatan, tidak ada interaksi antar manusia, karena para awak kapal barang impor itu tidak boleh turun ke darat. Para awak kapal asing itu harus tetap berada di kapal selama sandar di pelabuhan.
“Kalau dulu mereka bisa jalan-jalan dulu di Surabaya, tapi sekarang tidak boleh. Setelah bongkar muat selesai, mereka harus segera meninggalkan pelabuhan,” terang Kody.
Karena penerapan seperti itu sudah cukup aman, Kody yakin pemerintah tidak akan melakukan lockdown untuk kawasan pelabuhan. Bahkan, Kody mengabarkan sebentar lagi ada 12 kapal pengangkut kebutuhan pokok impor ke sejumlah pelabuhan untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran.
“Jadi untuk pelabuhan, utamanya bongkar muat barang, tidak perlu ada Lockdown, karena semua aman, semua tetap berjalan normal,” tandasnya.
Dia juga menyebutkan, dari 8.500 armada Organda di Pelabuhan Tanjung Perak, 90 persennya tetap operasional seperti biasa, mengangkut muatan kapal setiap hari, sementara 10 persennya diistirahatkan untuk proses perawatan secara bergiliran. (Ganefo)