PASURUAN, Beritalima.com-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama Survival Skill Indonesia (SSI) menggelar Sosialisasi Penanggulangan Bencana untuk wartawan dengan tema ‘Jurnalis Tangguh Bencana’ 2024.
Jurnalis Pokja Grahadi dan Pokja Indrapura (DPRD) Jatim dengan antusias menyimak materi dan paparan seputar bencana, penanganan dan berbagai dampak sosial yang ditimbulkan akibat bencana.
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto dalam paparannya menyampaikan pentingnya para jurnalis memiliki pemahaman terkait bencana dan segala akibat dan dampak sosialnya.
Termasuk, pemahaman saat mereka menjalankan tugas peliputan di daerah bencana. Setidaknya, di acara ini menjadi ajang pemahaman dan menjadi bekali pengetahuan dan ketrampilan terkait kebencanaan.
“Jurnalis memiliki peran strategis dalam penyampaian informasi yang akurat dan mendidik masyarakat tentang pemahaman tentang kebencanaan. Oleh karena itu mereka perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaiman menghadapi dan saat meliput di daerah bencana,” ujar Gatot, Kamis (3/10/2024).
Gatot menambahkan, memasuki musim penghujan di periode mendatang, mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor. Dan, BPBD Jatim telah memetakan wilayah-wilayah rawan bencana dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi.
“Kami (BPBD Jatim) telah berkoordinasi dengan kabupaten /kota di Jatim guna menyiapkan peralatan penyelamatan dan logistik di titik-titik rawan banjir dan longsor. Dan, semua posko darurat disiapkan untuk memudahkan evakuasi dan tanggap darurat,” urainya.
Acara serasa kian istimewa, karena juga dihadirkan pemateri Profesor Dr. Hotman Siahaan, Drs. Guru Besar Sosiologi Unair Surabaya.
Disampaikan, Disaster Journalism Community, itu sebagai Kesadaran Sosiologis dalam upaya Pengurangan Resiko Bencana. Prof Hotman menekankan, jurnalis tidak hanya berperan menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam membangun kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana.
“Jurnalis harus memiliki peran aktif dalam proses mitigasi bencana. Jurnalis yang tangguh tidak hanya melaporkan fakta tetapi juga mendidik masyarakat agar siap dan tanggap dalam menghadapi bencana,” ujar Hotman.
Sebelumnya, Rahmad Subekti Kurniawan dari Survival Skill Indonesia (SSI) Jatim mengurai mempraktekkan pentingnya ‘Positive Mental Attitude (PMA) dan pengenalan Stressor saat di situasi darurat (Survival).
Wawan -panggilan akrab- Rahmad Subekti Kurniawan menekankan pentingnya sikap mental positif dalam menghadapi situasi darurat.
“Terpenting, bagaimana menyiapkan langkah-langkah untuk mempertahankan hidup saat di dalam kondisi darurat,” tukasnya.
Di akhir paparan pemateri, dilanjutkan tanya jawab. Banyak hal dibicarakan termasuk pentingnya pemahaman terkait bencana dan dampak sosial yang ditimbulkan.
Turut hadir mendampingi Kalaksa BPBD Jatim, ada Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Dadang Iqwandy, Sriyono, Tim SPAB BPBD Jatim dan Tim Fasilitator Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim dan Dhany Aribowo, STPlt. Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Para jurnalis menyampaikan terimakasih dan memberikan apresiasi mendalam kepada BPBD Jatim atas terselenggaranya acara tersebut.
Acaranya sangat hangat dan sangat berisi dengan materi berbobot tentang Disaster Journalism. Para jurnalis juga diajak belajar bagaimana jika ada dalam kondisi sulit atau darurat artinya sangat bermanfaat materi yang disajikan oleh para pemateri.
Terima kasih BPBD atas kesempatan yang diberikan, semoga acaranya bisa digelar rutin sehingga Jurnalis Jawa Timur menjadi jurnalis yang tangguh bencana.(Yul)