JAKARTA, beritalima.com | Mengawali tahun 2020, berita miring terkait pengelolaan dana investasi menerpa beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang asuransi. Namun, BPJS Ketenagakerjaan atau kini dipanggil BPJAMSOSTEK menegaskan, hal itu tidak terjadi pada dana peserta yang mereka kelola.
Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJAMSOSTEK, Irvansyah Utoh Banja, memastikan status dana peserta BPJAMSOSTEK aman. Bahkan, BPJAMSOSTEK telah meningkatkan manfaat program tanpa menaikan iuran.
Kenaikan manfaat program BPJAMSOSTEK itu diantaranya berupa beasiswa 1350% dan total santunan kematian sebesar 75%.
Utoh menyatakan, hal tersebut dapat dicapai karena pengelolaan dana BPJAMSOSTEK dilakukan berdasarkan regulasi yang ketat dan mengedepankan prinsip governance.
“Penempatan dana BPJAMSOSTEK hanya diperbolehkan pada instrumen dan batasan investasi yang ditetapkan dalam PP No. 99 tahun 2013 dan PP No. 55 tahun 2015,” terang Utoh, Selasa (21/1/2020).
“Selain itu, peraturan dari OJK pada POJK Nomor 1 tahun 2016 juga membatasi penempatan saham BPJAMSOSTEK seperti pada Surat Berharga Negara (SBN),” tambahnya.
Peserta BPJAMSOSTEK dipastikan dapat bernapas lega tanpa kuatir dana jaminan sosial ketenagakerjaan mereka terganggu.
Karena, BPJAMSOSTEK dalam operasionalnya selalu diawasi lembaga pengawas yang kredibel seperti BPK, OJK, KPK, dan KAP (Kantor Akuntan Publik), serta selalu meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Tidak cukup mereka, sesuai UU No.24 tahun 2011 tentang BPJS, Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan juga memantau langsung kegiatan operasional, termasuk perihal penempatan dana investasi.
Hasil pengawasan lembaga-lembaga tersebut juga segera ditindaklanjuti dan dilaporkan langsung kepada Presiden RI.
“Strategi investasi yang kami lakukan selalu mengutamakan hasil yang optimal untuk peserta dengan risiko yang terukur dengan tidak mengesampingkan prinsip good governance dan kehati-hatian,” tutur Utoh.
Utoh mencontohkan, ketika BPJAMSOSTEK melihat kecendrungan pasar saham menjalani koreksi, pihaknya mulai memperbesar alokasi pengembangan dana pada instrumen yang bersifat fixed income dalam bentuk SBN dan Deposito, dimana untuk instrument deposito 97% ditempatkan pada Bank Pemerintah.
“Saat ini, total dana kelolaan BPJAMSOSTEK sebesar Rp431,7 triliun, meningkat sebesar 18,3% dari kelolaan dana tahun lalu. Alokasi dana tersebut pada Surat Utang sebesar 60%, saham 19%, deposito 11%, reksadana 9%, dan investasi langsung 1%,” tandasnya.
Utoh menjelaskan, terkait penempatan dana pada instrumen saham mayoritas merupakan saham kategori Blue Chip atau LQ45 yang mencapai sekitar 98%.
Memang ada juga saham yang pernah di LQ45, namun sudah keluar, antara lain saham PGAS dan ANTM. Jumlah saham non LQ45 tersebut hanya sekitar 2% besarannya dari total portofolio saham BPJAMSOSTEK.
“Kami pastikan BPJAMSOSTEK hanya berinvestasi pada emiten BUMN, emiten dengan saham yang mudah diperjualbelikan, berkapitalisasi besar, memiliki likuiditas yang baik dan memberikan deviden secara periodik,” tegas Utoh.
“Penempatan dana juga dilakukan secara selective buy dengan memperhatikan fundamental yang baik dari masing-masing emiten. Jadi tidak ada investasi di saham yang dikategorikan gorengan,” tandasnya meyakinkan.
Kinerja pengelolaan portolofolio saham BPJAMSOSTEK selama tahun 2019 menunjukkan return total mencapai 7,6% atau lebih tinggi dari kinerja IHSG yang mencapai 1,7%.
Dengan kinerja portofolio saham seperti itu, Utoh berharap masyarakat dapat meyakini dana BPJAMSOSTEK aman dan akan selalu berusaha untuk transparan.
“Bentuk transparansi yang kami lakukan seperti menyajikan laporan keuangan dan laporan pengelolaan program hasil audit kepada publik,” jelasnya.
Menilik kinerja BPJAMSOSTEK tahun 2019 lalu, sebesar Rp 73,3 triliun penambahan iuran dibukukan meningkat sebesar 12,3% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk pembayaran klaim jaminan sebesar Rp 29 trilyun, meningkat sebesar 17,5%.
Melalui strategi pengelolaan dana yang tepat, hasil investasi tahun 2019 telah mencapai Rp29,2 triliun atau tumbuh 6,9% dari tahun sebelumnya.
“Hasil positif ini diraih karena peran serta seluruh elemen, ditambah dukungan dari pemangku kepentingan di tengah tantangan pasar saham yang bergejolak. Semoga hasil positif ini mampu meningkatkan kepercayaan publik sekaligus memberikan kepastian keamanan dana peserta,” pungkasnya. (Ganefo)