SURABAYA, beritalima.com – Teringat kejadian tragis yang menimpa kiper Persela Lamongan, almarhum Choirul Huda yang meninggal akibat benturan keras sesama pemain saat pertandingan beberapa waktu lalu, KONI Kota Surabaya berkeinginan untuk melindungi para atletnya dengan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.
Disadari bahwa setiap atlit, baik saat latihan maupun sedang bertanding tergolong rentan kecelakaan, sehingga tak sedikit yang mengalami cidera, bahkan sampai meninggal dunia.
Untuk itu, dengan bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Darmo, KONI Kota Surabaya mengadakan sosialisasi program perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ke para atlit, pelatih dan pengurus seluruh cabang olahraga di Multifunction Hall BG Junction Surabaya, Sabtu (11/11/2017).
Acara ini selain dihadiri para pengurus KONI Kota Surabaya, juga diikuti kurang lebih 100 atlit, pelatih dan cabang olahraga di bawah naungan KONI Kota Surabaya.
Ditemui di sela acara, Sekretaris Umum KONI Kota Surabaya, Junaidi, mengatakan, pihaknya telah berkomitmen untuk melindungi seluruh atlit KONI Kota Surabaya dengan program BPJS Ketenagakerjaan.
Dia mengatakan, program perlindungan jaminan sosial ini diberikan supaya para atlit merasa tenang dan lebih serius dalam latihan maupun pertandingan, sehingga bisa berprestasi.
Selain itu, perlindungan BPJS Ketenagakerjaan ini juga sebagai bentuk kepedulian pengurus KONI Kota Surabaya terhadap atlit, dimana bila ada atlit yang mengalami cidera bisa langsung ditangani secara medis, di samping tetap mendapatkan hak-haknya melalui BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami tidak ingin atlit yang mengalami cidera tidak segera ditangani, apalagi terus gak dipakai atau ‘dibuang’, kasihan,” ujar Junaidi.
Dikatakan oleh Junaidi, program perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini selain diberikan pada pada para atlit, juga pada pelatih, pengurus semua cabor, dan pengurus KONI Kota Surabaya.
Jumlahnya, lanjut Junaidi, KONI Kota Surabaya menaungi 40 cabang olahraga (cabor), dan setiap cabor rata-rata memiliki 50 atlit. “Jadi atlitnya saja sekitar dua ribu orang,” tandasnya.
Ferina Burhan, Kabid Pemasaran yang juga selaku PPS Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Darmo, menyambut baik pemahaman pengurus KONI Kota Surabaya atas perlunya perlindungan jaminan sosial bagi semua atlitnya.
Dikatakan, ini baru pertama dalam sejarah atlit KONI Kota Surabaya terlindungi program BPJS Ketenagakerjaan. Selama ini banyak atlet yang cedera berobat dengan biaya sendiri. Padahal profesi atlit memiliki resiko kecelakaan sangat tinggi, baik saat tanding maupun latihan.
Ditegaskan, beberapa atlit yang masih tergolong muda perlu diberi sosialisasi bahwa profesi ini dilindungi oleh negara melalui program BPJS Ketenagakerjaan.
“Melalui program jaminan sosial ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Darmo pun berkomitmen untuk melindungi para pengurus dan juga atlit di bawah naungan KONI Kota Surabaya,” tandas Ferina.
Dijelaskan, sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, para atlit KONI Kota Surabaya terlindungi jaminan sosial seperti pekerja, dimana bila mengalami cidera pengobatannya ditanggung sepenuhnya sampai sembuh oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Dan bila atlit sampai meninggal dunia, ahli warisnya juga akan mendapat santunan kematian minimal Rp 24 juta.
Komitmen bersama atas perlindungan jaminan sosial terhadap para atlit, pelatih dan pengurus cabor dan KONI Kota Surabaya ini ditandai dengan penerimaan kartu peserta dan sertifikat bukti kepesertaan Program BPJS Ketenagakerjaan.
Ferina juga menambahkan, hingga saat ini total tenaga kerja aktif baik dari penerima upah dan bukan penerima upah yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Darmo tercatat kurang lebih 122.000 tenaga kerja. (Ganefo)
