BPPT Kaji Teknologi Bahan Bakar Yang Lebih Efisien

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengkaji teknologi bahan bakar yang lebih efisien untuk pengoperasian pembangkit kelistrikan milik PT Pembangkitan Jawa Bali.

Teknologi Katalysch Drucklose Verolung (KDV) diyakini mampu mengurangi biaya bahan bakar pada pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Kepala BPPT, Unggul Priyanto, mengatakan, biaya terbesar pembangkitan ada di bahan bakar. Jika bisa dikurangi akan signifikan mengurangi biaya pembangkit listrik.

“Saat ini bahan bakar pembangkit listrik didominasi batubara dan gas,” kata Unggul di sela acara penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) BPPT dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) di Jakarta, Jumat (9/3/2018).

“Suka tidak suka bahan bakar fosil masih tetap dekat dengan kita. Pembangkit pakai batubara, mobil pakai bensin,” lanjut dia.

Menurutnya, PLTU menghadapi tantangan tersendiri khususnya dalam hal penyediaan bahan bakar, menjaga konsistensi kinerja dan isu lingkungan.

“Untuk itu BPPT siap memberi kontribusi dalam penyelesaian permasalahan pembangkit listrik PT PJB,” kata Unggul.

Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara, mengungkapkan, untuk mengatasi permasalahan pembangkit perlu pengembangan teknologi agar operasionalisasi optimal.

Apalagi, lanjut Iwan, saat ini pihaknya tengah menambah kapasitas pembangkit dua kali lipat, dari 14.000 megawatt (Mw) dan sudah disiapkan 14.00 Mw ĸyang sudah dimulai tahun 2017.

“Pembangkit existing yang ada saat ini sebagian besar berbahan bakar batubara. Biaya per tahunnya mencapai Rp 24 triliun. Bahan bakar gas biayanya mencapai Rp 16 triliun sampai Rp 18 triliun per tahun,” paparnya.

Menurutnya, MoU ini sangat dibutuhkan dalam menerapkan teknologi agar ditemukan alternatif bahan bakar yang bisa menekan biaya operasional.

Melalui teknologi KDV, BPPT akan mengkaji pemakaian batubara berkalori rendah. Sebagai kebaruannya KDV tidak memerlukan temperatur dan tekanan yang tinggi.

KDV teknologi adalah teknologi depolimerisasi katalitik dengan tekanan rendah yang mampu mengolah batubara muda, biomassa dan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak yang memiliki kualitas setara spesifikasi yang dipersyaratkan oleh mesin generator pembangkit listrik hingga mesin otomotif. (Ganefo)

Teks Foto: Kepala BPPT dan Dirut PT PJB saat teken MoU di Jakarta, Jumat (9/3/2018) kemarin.

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *