BPS Aceh Relise Data Terkini Terkait Kondisi Ekonomi Sosial, dan Pembangunan Aceh

  • Whatsapp

Beritalima.com ( Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyelenggarakan kegiatan Rilis Berita Resmi Statistik yang dibuka oleh Pj. Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal Zakaria Ali, M.Si., melalui platform Zoom Meeting, 01-10-2024,

Kehadiran virtual Pj. Gubernur menunjukkan komitmen Pemerintah Aceh dalam mendukung data dan informasi statistik yang akurat sebagai landasan pembangunan.

Hadir secara fisik dalam acara tersebut, Bapak Zulkifli, Asisten II Setda Aceh, mewakili pemerintah Aceh. Dalam sambutannya, ia memberikan tanggapan atas hasil data yang dirilis serta memaparkan rencana tindak lanjut Pemerintah Aceh untuk memastikan kebijakan berbasis data dapat diimplementasikan secara optimal di berbagai sektor.

Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan BPK Aceh, Bapak Triyantoro, S.E., M.M., yang menegaskan pentingnya sinergi peran statistik dalam mendukung pengawasan dan audit keuangan yang akuntabel di Aceh. Partisipasi berbagai instansi dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta, memperkuat kolaborasi dalam memanfaatkan statistik untuk transparansi dan akuntabilitas anggaran.

Rilis berita resmi statistik ini menjadi momentum penting untuk menyampaikan data terkini terkait kondisi ekonomi, sosial, dan pembangunan Aceh. BPS berharap data tersebut dapat digunakan secara optimal dalam mendukung perencanaan dan evaluasi kebijakan pembangunan berbasis bukti yang kredibel.

BPS Aceh juga merilis inflasi bulan September 2024. Berdasarkan pemantauan di lima kabupaten/kota, Aceh mengalami deflasi sebesar 0,52 persen secara month to month (m-to-m). Beberapa komoditas yang dominan menyumbang deflasi ini di antaranya adalah tarif air minum PAM, cabai merah, bensin, beras, dan kentang.

Secara year on year (y-on-y), inflasi pada September 2024 tercatat sebesar 1,50 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran. Sepuluh komoditas utama yang memberikan andil inflasi y-on-y adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM), tarif air minum PAM, emas perhiasan, dan beras.

Inflasi m-to-m terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,02 persen dan Kota Lhokseumawe sebesar 0,14 persen. Sementara itu, deflasi terjadi di Kota Banda Aceh (0,89 persen), Kabupaten Aceh Tengah (0,70 persen), dan Aceh Tamiang (0,48 persen). Inflasi tertinggi secara y-on-y tercatat di Kota Meulaboh sebesar 2,40 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Kabupaten Aceh Tengah sebesar 0,47 persen.

“Nilai tukar petani (NTP) pada September 2024 yang mencapai 122,08, mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen dibandingkan Agustus 2024. NTP merupakan indikator yang menunjukkan daya beli petani berdasarkan perbandingan indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada bulan tersebut adalah 142,03, mengalami penurunan 0,12 persen dibanding periode sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga gabah, cabai merah, dan cabai hijau. Sementara itu, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun sebesar 0,17 persen dengan komoditas penyumbang utama seperti cabai merah dan bensin.

Secara subsektor, terjadi kenaikan pada semua subsektor kecuali subsektor tanaman pangan dan hortikultura yang mengalami penurunan. Ini menunjukkan ketahanan petani Aceh dalam menghadapi perubahan harga komoditas.

Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, juga merilis data ekspor-impor Agustus 2024. Nilai ekspor Aceh tercatat sebesar 58,45 juta USD, turun 3,42 persen dibandingkan Juli 2024. Komoditas utama yang diekspor adalah bahan bakar mineral seperti batubara dan kondensat.

Negara tujuan ekspor terbesar Aceh pada bulan tersebut adalah India dengan nilai ekspor sebesar 27,29 juta USD, diikuti oleh Thailand dan Amerika Serikat. Komoditas utama yang diekspor ke negara-negara ini adalah batubara, kondensat, dan kopi.

Sebanyak 61,89 persen ekspor Aceh dilakukan melalui pelabuhan yang berada di Aceh, sedangkan sisanya melalui pelabuhan di provinsi lain, terutama Sumatera Utara. Ekspor melalui Sumatera Utara tercatat sebesar 21,79 juta USD.

Di sisi lain, nilai impor Aceh pada bulan Agustus 2024 mencapai 23,14 juta USD, turun signifikan sebesar 57,03 persen dibandingkan Juli 2024. Impor ini berasal dari Amerika Serikat berupa gas.

Dengan nilai ekspor yang lebih besar daripada impor, Aceh mencatat surplus neraca perdagangan sebesar 35,31 juta USD pada Agustus 2024.,””(**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait