KUPANG, beritalima.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengumumkan pada bulan Agustus 2018, NTT mengalami deflasi sebesar 0,45 persen. Deflasi terjadi akibat dari adanya penurunan indeks harga terhadap empat kelompok pengeluaran.
Keempat kelompok pengeluaran seperti yang disampaikan Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia, saat jumpa pers, di aula BPS NTT, Senin (3/9), yaitu bahan makanan, perumahan, sandang dan makanan jadi. Sehingga NTT mengalami deflasi 0,45 persen dengan indeks harga konsumen/IHK (consumer price index) sebesar 132,15. Kota Kupang deflasi 0,49 persen dan 0,15 persen deflasi dialami kota Maumere.
Secara rinci diuraikan Pattiwaellapia, kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks terbesar mencapai 2,56 persen. Sedangkan tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks harga, terutama pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks teringgi sebesar 1,39 persen.
“Dengan deflasi tersebut, untuk NTT tingkat inflasi tahun kalender 2018, tercatat sebesar 1,13 persen. Disusul inflasi tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 2,98 persen. Kota Kupang, inflasi tahun kalender 2018 sebesar 1,12 persen dan inflasi tahun ke tahun 3,15 persen. Kota Maumere, inflasi tahun kalender 2018 sebesar 1,14 persen dan inflasi tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 1,83 persen,” tutur Maritje Pattiwaellapia.
Dalam bulan Agustus 2018, dari 82 kota sampel IHK secara nasional, tercatat 30 kota mengalami inflasi dan terjadi deflasi di 52 kota. “Inflasi tertinggi terjadi di kota Medan dan Padangsidempuan dengan infkasi sebesar 0,01 persen. Deflasi terbesar terjadi di kota Baubau sebesar 2,49 persen,” ujarnya. (*/Ang)