KUPANG, betitalima.com – Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, Matamira B. Kale mengatakan, pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,85 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,35.
Inflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 1,90 persen dengan IHK sebesar 106,37 dan Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 1,25 persen dengan IHK sebesar 104,06.
“Jadi ini inflasi year on year pertama yang terjadi di kabupaten TTS. Itu karena penurunan penurunan harga bahan makanan yang secara umum lebih rendah dibandingkan kondisi Juli 2024”, kata Matamira B. Kale, saat jumpa pers di Aula Kantor BPS NTT, Senin (1/8/2024).
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,56 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,79 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,67 persen; kelompok transportasi sebesar 0,34 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,93 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,18 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,03 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,18 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,70 persen.
Terjadi deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk periode Juli 2024 sebesar 0,32 persen.
Sedangkan untuk tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Nusa Tenggara Timur bulan Juli 2024 adalah sebesar 0,19 persen
“Jadi deflasi pada bulan Juli ini merupakan deflasi kelima selama tahun 2024. Jadi ada bulan Januari dan April kita inflasi, selain itu kita mengalami deflasi”, ujarnya
“Kalau kita melihat kelompok pengeluaran, penyebab deflasi mtm ini yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau itu yang mengalami deflasi sebesar 1,11 persen. Dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,21 persen”, kata dia menambahkan. (*)