Breakdown Zero Stunting ke Puskesmas Himbau Aparat dan Tokoh Masyarakat Ikut Bantu Mencegah

  • Whatsapp

Jombang | beritalima.com – Bertepatan Hari Keluarga Nasional ke 29 di tahun 2022, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, menggelar Pencanangan Zero Stunting, di ruang pertemuan Bung Tomo, Gedung Pemkab Jombang, Rabu (29/6/2022). Namun dalam paparannya yang breakdown ke puskesmas dapat menghimbau aparat dan tokoh masyarakat untuk ikut bantu mencegah.

Dalam paparannya yang dihadiri Bupati Jombang dan sektor OPD lainnya mengharapkan menurunnya prevalensi stunting secara radikal dari 26,2 persen pada 2019 menjadi 14 persen pada 2024 mendatang dan benar-benar menghilangkan stunting baru (zero stunting) mulai tahun 2023.

Di tempat terpisah, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang ppinan Budi Nugroho saat rembug stunting yang digelar di Hotel Fatma, mendata tingkat kecenderungan stunting. Dimana prevalensi stunting di Kabupaten Jombang mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar 20,1% turun pada tahun 2019 menjadi 17,9% dan tahun 2020 sebesar 16,9%. Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Jombang tahun 2021 berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan igizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) bulan Agustus sebesar 10,6% atau 7518 balita. Sedangkan data dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Jombang pada tahun 2021 menurun menjadi 21,2% dari data tahun 2019 sebanyak 32,9%.

Adapun desa lokus stunting pada tahun 2022 di Kabupaten Jombang tersebar di 20 desa yaitu Desa Bareng, Desa Keras, Desa Watugaluh, Desa Pandanwangi, Desa Jogoroto, Desa Sumbermulyo, Desa Mayangan, Desa Ngumpul, Desa Sawiji, Desa Sambong Dukuh, Desa Tambakrejo, Desa Jombang, Desa Denanyar, Desa Kedungbetik, Desa Mojoduwur, Desa Karanglo, Desa Rejoagung, Desa Kalikejambon dan Desa Pulogedang.

Lebih lanjut soal pencanangan zero stunting yang breakdown ke tingkat puskesmas, Puskesmas Mojowarno adakan sosialisasi kepada aparatur desa yang di dampingi Forkopimcam.

“Seperti yang dicanangkan Bupati Jombang saat rembug stunting, para kepala desa, tokoh masyarakat, muslimat, mudin untuk bisa membantu pencegahan stunting karena tahun 2021 tingkat kecenderungan stunting menurun menjadi 21,2%,” jelas dr. Ainun, Kepala Puskesmas Kecamatan Mojowarno saat sosialisasi di ruang pertemuannya, Kamis (30/6/2022.

Soal angka yang berbeda menurut dr. Ainun soal pencegahan stunting tidak hanya pada balitanya saja akan tetapi dihitung dari pada masa remaja, calon pengantin, ibu hamil sampai ibu menyusui. Sedangkan pada saat rapat di Kecamatan Mojowarno telah dibuatkan SK dari kabupaten untuk bertanggung jawab untuk program calon pengantin (catin) terpadu.

“Makanya saya minta kepada pa Mudin kalau ada orang nikah harus punya surat sehat dulu dari puskesmas, kalau belum punya surat sehat jangan diberi N1 sebagai surat pengantar nikah,” tutur kepala Puskesmas.

Menurut Ainun hal itu menjadi kewajiban calon pengantin untuk mendapatkan surat sehat dari puskesmas karena harus dilihat HB apa, golongan apa dan melihat penyakit-penyakit lainnya manakala ditemukan adanya penyakit pada catin tersebut harus diobati lebih dulu.

“Jadi saya minta kepada ibu-ibu muslimat dan para kepala desa dapat membantu bagi ibu-ibu yang hamil untuk diperiksa sebanyak enam kali, yakni pada semester 1 satu kali, semester 2 dua kali, dan semester 3 tiga kali,” terangnya.

Lebih lanjut yang diharapkan Kepala Puskesmas dan para forkopimcam Kecamatan Mojowarno, bila calon pengantin sehat, ibu hamil sehat dan bayi yang dilahirkan ikut sehat.

“Kalau bayi sehat, para ibu memilik pembekalan cara memberi makan yang tepat untuk bayi agar bisa mencegah terjadinya stunting. Jadi stunting tidak hanya dicegah hanya pada balita,” pungkas Ainun.

Reporter : Dedy Mulyadi.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait