TULUNGAGUNG, beritalima.com-Pemkab Tulungagung melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) menggelar Rapat Koordinasi, Bimbingan teknis penginputan dan evaluasi Indeks Inovasi Daerah (IID)/Inovatif Government Award (IGA) Tahun 2025. Kegiatan ini dilakukan Sebagai upaya meningkatkan nilai Indeks Inovasi Daerah (IID). Bertempat, di ruang rapat Prajamukti, lantai dua kantor Pemkab Tulungagung. Selasa, (22/7/2025).
Acara dibuka oleh Kepala BRIDA Kabupaten Tulungagung, Wahiyd Masrur, S. Sos., MM., diikuti sekitar 112 peserta dari perwakilan OPD, Rumah Sakit, BUMD, BLUD, HKLI, SMPN, dan MTsN, universitas, Posyantek, serta kantor Kemenag Kabupaten Tulungagung.
Menghadirkan pengarah Koordinator Bidang Invensi dan Inovasi Brida Provinsi Jawa Timur Dr Himawan Estu Bagio, S.H.. M. H. dan narasumber dr BRIDA Provinsi Jawa Timur, Kristian Buditiawan, ST, M.Ars.
Kepala BRIDA, Wahiyd Masrur, mengatakan bahwa, Inovasi merupakan sistem pengukuran dan penilaian terhadap penerapan pembaharuan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang telah dilaporkan kepada menteri dalam negeri sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan daerah, yang mana Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) diberikan amanat untuk melaksanakan Penilaian Inovasi Daerah yang ditetapkan sebagai salah satu Program Prioritas Kemedagri.
“Ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari upaya memotivasi serta memacu kreativitas pemerintah daerah untuk melakukan praktik-praktik yang inovatif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,” katanya.
Menurutnya, penilaian Inovasi Daerah dimaksud untuk mendorong kompetisi positif antar pemerintah provinsi dan antar pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
“Sehingga dapat diwujudkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan pembangunan, guna terwujudnya kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Lanjutnya, berdasarkan data hasil penilaian Indeks Inovasi Daerah (IID) dari Kemendagri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN), Kabupaten Tulungagung selama tiga tahun berturut-turut masih masuk dalam kategori Inovatif, dan secara peringkat masih belum sangat inovatif, walaupun pada tahun 2024 sudah ada prestatif kenaikan IID dari 42,26 menjadi 59,14 dengan urutan 233 tahun 2023 menjadi 80 pada tahun 2024 Kabupaten/kota se-Indonesia.
“Kita berharap, untuk tahun 2025 ini Kabupaten Tulungagung bisa naik lagi ke tingkat kategori dari Inovatif menjadi sangat Inovatif,” ujarnya.
“Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi dari seluruh pihak untuk dapat mewujudkannya, terutama seluruh OPD yang ada di Kabupaten Tulungagung. Sesuai dengan surat edaran Bupati yang sudah disampaikan diharapkan perlu 1 OPD tiap tahun menciptakan 1 inovasi baru atau pembaharuan agar dapat dijadikan pelaporan untuk Penilaian ini,” imbuhnya.
Wahiyd Masrur menekankan, sebagai koordinator dalam penyusunan dan pelaporan indeks inovasi daerah, BRIDA Kabupaten Tulungagung menjalankan fungsi penunjang pemerintahan untuk melakukan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, invensi, Inovasi, serta Hak Kekayaan Intelektual dan Inkubasi, telah berusaha untuk dapat mengejar status kategori menjadi sangat Inovatif.
“Kegiatan ini sebagai salah satu upaya Kabupaten Tulungagung dalam meningkatkan nilai Indeks Inovasi Daerah pada Tahun 2025, mengingat terdapatnya batasan inovatif meningkat 5 point tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 40,01 s.d. 65,01 (inovatif), 65,01 s.d.100 (sangat inovatif),” tekannya.
Pihaknya berharap, dengan adanya arahan dan evaluasi dari Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Timur, dapat meningkatkan skor kematangan dengan indikator yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, baik secara makro maupun mikro (satuan inovasi), sehingga berdampak pada meningkatnya Indeks Inovasi Daerah di Kabupaten Tulungagung, bahkan dapat meraih kategori sangat inovatif.
“Saya berharap agar implementasi kegiatan ini dapat berhasil dengan optimal sesuai yang kita harapkan. Selain itu, kerjasama yang harmonis selama ini tetap terjaga dan berlanjut untuk masa-masa yang akan datang, sehingga dengan inovasi dapat mewujudkan Kabupaten Tulungagung yang Sejahtera, Maju dan berakhlak mula sepanjang masa,” harapnya.
Sementara itu, Kabid Inogi BRIDA Kabupaten Tulungagung, Dwi Setyo Suprihatin, SE, MM, menambahkan bahwa, tujuan dari sosialisasi, bimtek tersebut adalah untuk mendapatkan informasi-informasi dan terobosan terbaru kebijakan-kebijakan terbaru dalam meningkatkan Indeks Inovasi Daerah (IID) di Kabupaten Tulungagung mencapai kategori sangat Inovatif.
“Melalui acara ini, diharapkan adanya sharing informasi dan sinkronisasi dalam peningkatan Indeks Inovasi Daerah Kabupaten Tulungagung, baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Diterangkannya, jumlah Inovasi di Kabupaten Tulungagung yang sedang proses choaching untuk IGA Tahun 2025 sebanyak 137 inovasi. Untuk jumlah inovasi dengan skor kematangan diatas 80 di Sistem IGA sebanyak 81 Inovasi, sedangkan skor diatas 90 sebanyak 64 inovasi, dan data yang masih dibawah 80 sebanyak 56 inovasi.
Sebagai informasi tambahan, lanjut Kabid Inogi, di Tahun 2024, pihaknya telah mengirimkan sebanyak 78 inovasi dalam ajang IGA.
“Perlu adanya pencerahan dalam strategi penginputan inovasi daerah dalam ajang Indeks Government Award (IGA) yang telah dilakukan oleh BRIDA Provinsi Jawa Timur, sehingga skor Indeks Inovasi Daerah di Kabupaten Tulungagung dapat meningkat dengan harapan bisa menjadi sangat inovatif,” terangnya.
“Salah satu bentuk perwujudan pelayanan prima di masyarakat, kami mengharapkan adanya pemberdayaan lebih lanjut sehingga nilai tambah (value added) dapat memberikan eksternal positif bagi Pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” pungkasnya. (Dst).

