Briyur Wenda : Demo Tolak DOB Di Lannya Jaya Setingan

  • Whatsapp

JAYAPURA – Demo penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Pegunungan Tengah diwilayah Kabupaten Lanny Jaya 28 Maret kemarin, dinilai tidak utuh murni aspirasi rakyat Lanny Jaya, melainkan diduga ada aktor yang menggerakkan massa dari luar Kabupaten.

Hal ini ditegaskan tokoh Intelektual Lannya Jaya sekaligus Sekretariat Pemekaran Apa Pago (Pegunungan Tengah Papua) Briyur Wenda, Rabu (30/3/2022).

“Ini tergambar jelas di media sosial yang beredar bahwa ada aktor yang menggerakkan massa. Ada pemuda ada anak-anak yang di design membawa pamflet dan lainnya. Lalu, habis demo yang sampai sore, kenapa ada truk yang bawa massa pulang kearah Wamena,
ini penduduk dari mana,”kata Briyur heran.

“Ini jelas bahwa, demo ini dimobilisasi dan direkayasa oleh oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan bahwa ada aktor intelektualnya yang menggerakkan ini, karena ini mobilisasi. Dari sekitar 355 Kampung dari Mbeyan sampai Koyawage, itu tidak nampak di demo,”jelasya lagi.

Ditegaskan bahwa masyarakat Lanny Jaya menginginkan adanya pembangunan, dan satu-satunya cara mempercepat pembangunan adalah adanya pemekaran.

“Saya ini sebagai senior sekaligus sebagai tokoh intelektual Lanny Jaya yang berjuang untuk pemekaran Provinsi Papua Pegunungan Tengah. Saya tahu akan aspirasi masyarakat, karena perjuangan ini sudah dari lama, dan kemarin juga sudah dibuktikan saat Komisi II DPR RI ke Wamena, masyarakat dan tokoh sendiri yang bertemu dengan bapak Ahmad Doli Kurnia Tanjung. Saudara-saudara dari Puncak Trikora, Okhika, Baliem Center, Yakimek, Bokoga dan daerah lain, mereka sudah lama berjuang,”bebernya.

Dirinya juga tegas meminta kelompok atau aktor yang menolak DOB untuk lantang berbicara didepan dengan gagasan penyelesaian kesenjangan dan kesejahteraan selain dengan cara pemekaran.

“Kalau tolak baru argumennya apa, solusi pembangunannya untuk Pegunungan Tengah apa, harus sampaikan secara terbuka, lalu konsep pembangunannya seperti apa,”ucapnya.

Karena, kata dia, pihaknya sebagai salah satu senior Lanny Jaya, dan beberapa pemimpin negeri telah memikirkan dan merumuskan Pemekaran tersebut, hingga telah bertemu dengan Dirjen Otda Kementrian Dalam Negeri.

“Kami berfikir bagaimana caranya agar daerah Pegunungan Tangan ini bisa maju seperti daerah lain seperti Kota Jayapura, Keerom dan tempat lain. Ini terbatas karena masih satu Provinsi. Olehsebab itu, kami para senior berpendapat satu satunya cara adalah pemekaran. Dengan pemekaran Provinsi maka akan ada peluang untuk malakukam pemekaran-pemekaran Kabupaten, seperti daerah-daerah yang sudah lama berjuang tadi,”katanya.

“Oleh karena itu peluang yang pemerintah kasih ini harus diterima, untuk meningkatkan kesejahteraan, mendekatkan pembangunan, membuka seluruh daerah terisolir, meningkatkan pendidikan, kesehatan ekonomi kerakyatan,”sambungnya.

Yang harus disiapkan kata Briyur, adalah bersatu membangun negeri. Pemekaran sudah didepan mata, UUnya akan clear pada April mendatang, namun masih juga pro kontra.

“Kita harus siap terima dan siap membangun negeri dan membenahi diri. Buang pikiran yang tidak mencerdaskan, buang itu, jangan berfikiran negatif terus yang membuat kita tidak maju-maju,”pungkasnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait