BSI Maslahat Tingkatkan Akuntabilitas dan Keberlanjutan Program melalui OJT Kaji Dampak

  • Whatsapp
Jakarta, beritalima.com BSI Maslahat menyelenggarakan On Job Training (OJT)
Omni-Program Management dengan fokus pada Evaluasi Kaji Dampak Program selama
dua hari pada Selasa-Rabu, 19-20 Agustus 2025 di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kapasitas tim dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi program pemberdayaan serta charity agar berdampak
optimal bagi mustahik, sekaligus selaras dengan prinsip tata kelola syariah.
Direktur Operasional BSI Maslahat, Rusdi Musa Ishak, dalam sambutannya
menegaskan bahwa OJT ini dirancang untuk memastikan setiap program
terdokumentasi, mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. “Selama dua hari ini kita
fokus pada pelatihan untuk merancang program yang terstandar, mulai dari pemetaan,
analisa risiko, hingga strategi implementasi, agar dapat disampaikan dengan satu suara
kepada mitra dan donatur. Hasilnya akan dimonitor secara berkala sehingga setiap tim
mampu menunjukkan kinerja terbaiknya,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan Social Value International dan Social Investment Indonesia
yang membekali peserta dengan materi manajemen program yang bertujuan untuk
menciptakan dampak signifikan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam pemaparannya, Jalil selaku Member of Expert Council – Social Value
International sekaligus chairman Social Invesment Indonesia menekankan pentingnya
tujuan yang jelas dalam program pemberdayaan. “Agar program benar-benar
berdampak, kita perlu berpikir sistematis dengan tujuan besar yang jelas, lalu
memastikan pencapaiannya. Pengembangan masyarakat harus dilakukan secara
sengaja untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, serta dilaporkan dengan
baik agar terlihat nyata kontribusinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Purnomo selaku Member of Social Value International sekaligus
Advisory Board Social Invesment Indonesia menjelaskan pentingnya konsistensi dan
kerangka logis dalam merancang program. “Teori Perubahan memberi arah ke mana
program akan dibawa, sedangkan kerangka logis memperinci aktivitas, output, dan
outcome secara lebih detail. Konsistensi kata kuncimenjadi penting karena intervensi
harus menjawab masalah inti. Dengan kerangka logis yang ringkas dan mudah dipahami,
pemantauan serta evaluasi program dapat dilakukan lebih efektif,” jelasnya.
Pelatihan ini menekankan pentingnya penerapan MEAL (Monitoring, Evaluation,
Accountability & Learning) sebagai bagian tak terpisahkan dari manajemen program.
Pada hari kedua, peserta difokuskan untuk menyusun project charter sebagai output
utama OJT. Dokumen ini akan menjadi acuan resmi program, berisi kerangka logis,
strategi implementasi, serta target capaian yang terukur. Dalam kurun waktu dua bulan,
setiap tim program diharapkan melengkapi project charter tersebut guna memperkuat
tata kelola, akuntabilitas, serta kesesuaian dengan maqasid syariah dan Sustainable
Development Goals (SDGs).
Salah satu peserta OJT Omni-Program Kaji Dampak, Iva Fauzi, menyampaikan
kesannya setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya mendapat insight berharga bahwa
lembaga filantropi bukan sekadar menyerahkan dana, tetapi bagaimana dana tersebut
benar-benar memberi perubahan positif bagi masyarakat. Harapan saya, BSI Maslahat
terus menghadirkan program inovatif yang memberi dampak luas bagi yang
membutuhkan,” ungkapnya.
Dengan pendekatan tersebut, diharapkan setiap program BSI Maslahat dapat
memberikan dampak yang lebih terukur, menjaga keberlanjutan, serta memperkuat
kepercayaan stakeholder. Melalui kegiatan ini, BSI Maslahat berkomitmen memperkuat
profesionalitas pengelolaan program, mendukung penyusunan laporan keberlanjutan
(sustainability report), serta memperkokoh peran lembaga dalam pembangunan sosial-
ekonomi umat secara berkelanjutan.
beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait