Budaya Lokal dan Permainan Tradisional Gairahkan Mutu dan Pendidikan Karakter di Sumenep

  • Whatsapp
Bupati Sumenep, Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si. Bahkan orang nomor satu di Sumenep ini mencoba langsung beradu rap kerrapan bersama Achmad Fauzi (Wakil Bupati), Letkol Ato Sudiatna (Dandim 0827) dan H. A. Shadik M.Si (Kadis Pendidikan) di Halaman Pemkab Sumenep

SUMENEP, beritaLima – Inovasi budaya lokal yang dilakukan Dinas Pendidikan Sumenep, nampaknya mendapatkan apresiasi dari Bupati Sumenep, Dr. KH. A Busyro Karim, M.Si. Bahkan orang nomor satu di Sumenep ini mencoba langsung beradu rap kerrapan bersama Achmad Fauzi (Wakil Bupati), Letkol Ato Sudiatna (Dandim 0827) dan H. A. Shadik M.Si (Kadis Pendidikan) di Halaman Pemkab Sumenep.

“Ini memang harus digairahkan kembali kepada anak-anak kita, sebab rap kerrapan ini kekayaan budaya lokal,” ujar Bupati Sumenep DR. KH. A. Busyro Karim, MSi. Usai upacara dalam rangka memperingati Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) yang digelar dihalaman Kantor bupati setempat pada Rabu (02/ 05/ 2018).

Lanjut Bupati Sumenep, di era globalisasi ini perkembangan teknologi cukup pesat. Namun demikian sudah tugas Pemerintah untuk mengimbangi perkembangan teknologi tersebut dan melestarikan budaya lokal, sehingga terus tertanam kepada anak cucu atau penerus bangsa selanjutnya.

“Saya sangat apresiasi dengan kegiatan yang digelar oleh Dinas Pendidikan Sumenep ini, jadi budaya lokal akan terus tertanam kepada anak cucu atau penerus bangsa, meski jaman terus berubah dan berkembangnya teknologi,” pungkasnya.

Sementara Kepala dinas pendidikan Kabupaten Sumenep Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Drs. H.A. Shadik, MSi. Mengatakan, Dinas Pendidikan Sumenep kembali menginovasi kepada para anak didiknya untuk tidak melupakan warisan budaya lokal, yakni dengan melombakan rap kerraban antar siswa.

“Untuk menghidupkan kembali warisan budaya lokal ini, kami berusaha memberikan inovasi terhadap para anak didik dengan melombakan rap kerraban,” kata H. Shadik.

Ia mengatakan, sebenarnya banyak budaya lokal yang mulai hilang di masyarakat, diantaranya lomba dungngeng madura, lomba pal-kapalan, lomba tan-pangantanan, rap-kerraban, salodur, syair madura, bal-budi, dan tenjak. Oleh karena itu, pada tahun 2018 ini, pihaknya akan kembali menghidupkan kekayaan budaya lokal tersebut dengan menggelar lomba antar siswa.

Budaya lokal dan permainan tradisional akan dihidupkan kembali melalui pelajar. Mulai TK, SD, SMP, dan SMA sederajat. “Selanjutnya, setelah momentum Hardiknas akan diberlakukan setiap Selasa. Semua siswa diwajibkan berbahasa Madura. Baik kepada pelajar TK, SMP, dan SMA sederajat”, imbuh H. Shadik.

Untuk Jumat dan Sabtu wajib berbahasa Inggris. Untuk pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat, sedangkan pada hari Senin–Kamis sebelum jam pelajaran dimulai semua siswa wajib membaca salawat nabi.
Khusus Jumat dan Sabtu sebelum jam pelajaran dimulai membaca asmaul husna dan Surat Yasin. Kecuali sekolah nonmuslim atau kepada siswa nonmuslim.

Budaya lokal dan permainan tradisional dihidupkan kembali diharapkan agar karakter siswa dan mutu pendidikan berjalan. Jadi harus linier antara kualitas pendidikan dan kualitas diri. ”Makanya kita harus memelihara. Dan itu (budaya dan permainan lokal, Red) menjadi tanggung jawab kami,” tegas Drs. H. A. Shadik, MSi.

(An)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *