Budhe Karwo: Jatim Terus Galakkan Penanggulangan Kanker Serviks

  • Whatsapp

           Provinsi Jatim terus menggalakkan penanggulangan kanker leher rahim (serviks). Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Provinsi Jatim dan pemprov terus melakukan pencegahan dan penanggulangan kanker serviks di Jatim.

“Kita dari provinsi memang harus proaktif untuk menangani kanker serviks. Sudah beberapa kali melakukan pelatihan see and treat dalam rangka sosialisasi sekaligus pemeriksaan tes IVA,” ujar Ketua YKI Cabang Provinsi Jatim Ny. Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi saat membuka Workshop See and Treat bagi Tenaga Medis dan Kader 10 Kabupaten/Kota Jawa Timur di Hotel G Suites Surabaya, Rabu (25/5).

Ia menjelaskan, kanker serviks paling banyak terjadi pada perempuan menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO). Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan faktor risiko utama kanker serviks. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV dan berisiko tinggi terkena kanker serviks. Setiap tahunnya ada ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan perempuan meninggal karena kanker serviks.

“Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Di Indonesia, setiap satu jam satu perempuan meninggal karena kanker serviks. Berdasarkan fakta mengerikan ini, banyak hal yang perlu dilakukan pencegahan untuk menanggulangi kanker serviks. Sehingga Jatim terus melakukan penanggulangan terhadap kanker serviks,” jelas Budhe Karwo sapaan lekatnya.

Lebih lanjut disampaikannya, langkah proaktif YKI Jatim bersama Pemprov Jatim terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan pelatihan See and Treat bagi tenaga medis dan kader PKK di Jatim, pemeriksaan Inspeksi Visual Asam (IVA) Test sebagai pemeriksaan dini untuk kanker serviks dengan pengobatan holistic krioterapi (cryotherapy).

“IVA Test dan Papsmear bukan hanya berguna untuk mencegah risiko kanker serviks, tapi juga sebagai deteksi dini. Jadi, bila ada plak putih atau lesi prakanker setelah tes IVA, pasien bisa melakukan pengobatan krioterapi (cryotherapy). Krioterapi ini bisa mengobat kanker serviks yang terdeteksi dini,” tegasnya.

Lebih lanjut disampaikannya, di Jatim sudah relatif banyak yang melalui pemeriksaan dengan IVA test hingga tahun 2016 yakni sekitar 145.711 perempuan dengan dokter yang menangani sebanyak 562 orang, serta bidan yang menangani 2.924 orang. Namun masih terdapat beberapa kendala, karena dari jumlah penduduk terdapat sekitar enam juta perempuan berpotensi terkena kanker serviks.

Untuk itu, Budhe Karwo yang juga Ketua TP PKK Provinsi Jatim ini mengajak pemerintah kabupaten/kota termasuk istri bupati/walikota untuk menjadi Ketua YKI di daerah masing-masing. Hal ini dilakukan agar dapat memotivasi masyarakat untuk memeriksakan secara dini untuk kanker serviks.

Dijelaskan, sekitar 80 persen pasien memeriksakan kondisinya dalam stadium lanjut, dan biasanya susah untuk diobati. Untuk itulah perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar memeriksakan secara dini di tingkat kabupaten/kota. Petugasnya juga perlu ditambah, karena sosialisasi perlu tenaga medis maupun tenaga PKK hingga ke grassroot melakukan penyuluhan.

“Ini kita harus menyosialisasikan kepada masyarakat khususnya kaum perempuan untuk memeriksakan diri secara dini. Karena 80 persen mereka datang dalam stadium lanjut. Ini yang kita upayakan untuk ditanggulangi dan dicegah. Sekitar 6 juta kaum perempuan di Jatim berpotensi terkena virus HPV,” jelas Budhe Karwo.

Menurutnya, pemeriksaan IVA test dan Cancer Breast Examination (CBE) belum ke upaya preventif. “Di daerah masih belum ke upaya preventif. Kita harus aktif bagaimana menyampaikan kepada mereka bahwa itu penting diperiksakan sejak dini. Karena yang datang 80 persen yang periksa sudah dalam kondisi stadium lanjut. Masih kurangnya masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks adalah tugas yang kita kerjakan,” tutur Budhe Karwo.

Selain sosialisasi pemeriksaan dini kanker serviks kepada masyarakat, menurut Budhe Karwo, konsep rujukan berjenjang khususnya untuk kanker serviks, dan langkah preventif dan promotif harus dilakukan. Maksudnya, jika di kabupaten/kota terdapat rumah sakit yang bisa menangani kanker serviks, maka tidak perlu dibawa ke rumah sakit provinsi.

“Untuk rumah sakit yang ada di kabupaten/kota sudah punya penanganan kanker serviks, dengan krioterapi bisa mengatasi kanker jika ditemukan secara dini. Tidak perlu dibawa ke rumah sakit provinsi. Ini bisa menjadi langkah yang baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Jatim Siti Nurahmi, SH, MSi melaporkan, tujuan Workshop See and Treat yakni meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan deteksi dininya, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan IVA, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam melakukan terapi dengan cryotherapy bila menemukan IVA positif, meningkatkan kualitas penerapan rujukan berjenjang dalam jajaran pelayanan kesehatan di Jatim, terwujudnya Puskesmas di tingkat ex wilayah pembantu bupati di setiap kabupaten/kota di Jatim yang mampu melakukan IVA dan cryotherapy sebagai pusat rujukan, serta mengoptimalkan pelaksanaan East Java Cancer Network.

Peserta yang mengikuti workshop ini yakni sebanyak 60 orang terdiri dari 40 orang dari 10 kabupaten/kota dengan komposisi Dokter Umum, Bidan, Petugas PHN, dan Kader PKK, serta 20 orang dari lintas sektor SKPD Prov. Jatim. Adapun Kabupaten/Kota yang mengikuti pelatihan yakni Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, Kab. Situbondo, Kab, Ponorogo, Kota Pasuruan, Kab. Pacitan, Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kab. Magetan, dan Kab. Lumajang.

Untuk materi yang disampaikan dalam Workshop See and Treat yakni Peran YKI dalam Penanggulangan Kanker, Penanggulangan Kanker Serviks di Jatim, Introduksi Kankers Serviks Uteri dan Masalahnya, Anatomi dan Histologi Serviks Uteri, serta Konseling dan Latihan Keterampilan IVA. (**).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *