JAKARTA, beritalima.com – Presiden Joko Widodo pagi ini membuka Indonesia Science Expo (ISE) 2018 di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang Selatan. Acara yang menampilkan hasil riset karya anak bangsa tersebut merupakan yang pertama kalinya dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Kehadiran saya di sini saat ini adalah untuk menyaksikan karya-karya besar Bapak, Ibu, dan saudara-saudara sekalian yang mengubah ketidakmungkinan menjadi kenyataan, yang membuat kesulitan menjadi kemudahan,” ujar Presiden dalam sambutan pembukaannya pada Kamis, 1 November 2018.
Menurutnya, dewasa ini banyak ketidakmungkinan yang berubah menjadi sebuah kejutan dalam kehidupan kita. Semua itu dipacu oleh perkembangan teknologi yang sedemikian cepat.
“Siapa sangka negara yang wilayahnya sempit menjadi pengekspor pangan terbesar kedua di dunia, yaitu negara Belanda. Negaranya kecil tapi menjadi pengekspor pangan dunia,” ucapnya mencontohkan.
Presiden mengatakan, semua ketidakmungkinan dan keterbatasan akan menjadi tidak lagi relevan bila dihadapi dan diselesaikan dengan perkembangan dan implementasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
“Yang ingin saya katakan adalah semua keterbatasan itu menjadi tidak relevan. Semua ketidakmungkinan bisa diterobos oleh yang namanya ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi,” ujarnya.
Namun, perkembangan teknologi ini dalam praktiknya mendatangkan tantangan baru dalam hal moralitas kemasyarakatan. Munculnya media tanpa redaksi membuat setiap warga bisa menjadi wartawan dan dapat memberitakan apapun terlepas benar atau tidaknya suatu informasi.
“Menghadapi fenomena ini regulasi pemerintah tidak cukup menyelesaikan masalah. Sebab, tidak semuanya bisa dipagari oleh peraturan dan regulasi. Yang dibutuhkan sekarang adalah standar moralitas yang semakin tinggi berbarengan dengan penggunaan teknologi itu,” tuturnya.
Di sinilah lembaga penelitian dapat masuk untuk menempati peran sentral dalam kehidupan manusia. Dengan melahirkan karya-karya riset yang unggul, lembaga penelitian dapat menjawab setiap tantangan yang ada.
“Lembaga penelitian harus menjadi bagian dari ekosistem pembangunan nasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Perlu bekerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, industri, dan mitra strategis lainnya,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini, yaitu Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko, dan Gubernur Banten Wahidin Halim. (rr)