SURABAYA, Beritalima.com | Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2021-2026 Kota Surabaya, Rabu (23/6/2021). Agenda ini dilakukan untuk menyerap aspirasi dan menghimpun masukan untuk arah kebijakan pembangunan Kota Pahlawan ke depan.
Musrenbang yang berlangsung secara luring dan daring ini, diikuti seluruh Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Selain itu, hadir pula Tokoh Masyarakat, perwakilan dari perempuan, perwakilan kelompok rentan, pakar beserta akademisi, perwakilan asosiasi, legislatif, hingga perwakilan dari PD vertikal di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bahwa semua masukan dan saran dari stakeholder dan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam menyusun RPJMD Surabaya 5 tahun ke depan. Karenanya dia berharap segala masukan itu dapat disampaikan terutama terkait penanganan Covid-19 dan arah pembangunan Surabaya ke depannya.
“Saya yakin Musrenbang ini akan menjadi yang terbaik bagi Kota Surabaya. Semoga Musrenbang yang kita lakukan hari ini bisa memberikan yang terbaik buat warga Surabaya dan membawa Surabaya lebih baik lagi dikemudian hari,” kata Wali Kota Eri.
Menurutnya, dalam masa pandemi ini, salah satu langkah yang dibutuhkan adalah bagaimana menghentikan laju penyebaran Covid-19. Namun langkah yang lakukan itu harus seiring pula dengan upaya menggerakan roda perekonomian masyarakat.
“Kalau ekonomi tidak bergerak maka ekonomi Surabaya akan jatuh. Karena itu saya berharap dalam perencanaan ini, kalau itu pembangunan infrastruktur maka rencanakan yang bisa dirasakan langsung manfaatnya untuk masyarakat,” katanya.
Misalnya, Wali Kota Eri mencontohkan, infrastruktur seperti pasar yang manfaatnya bisa nampak untuk menggerakan roda perekonomian warga. Di sisi lain, PD di lingkup Pemkot Surabaya juga harus memunculkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya bisa langsung menyentuh ke warga.
“Makanya kita akan fokus kepada pendidikan, kesehatan, pelayanan publik dan tenaga kerja. Dampak dari pandemi ini membuat masyarakat susah, kita harus hadir di tengah-tengah mereka untuk memunculkan kegiatan-kegiatan yang bisa dirasakan masyarakat,” terangnya.
Karena itu, Wali Kota Eri ingin supaya anggaran yang direncanakan ke depan harus ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat Surabaya. Hal ini tentunya selaras dengan visi Wali Kota Eri Cahyadi, yakni ‘Gotong Royong Menuju Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis dan Berkelanjutan.
“Saya berharap bagaimana pembangunan ekonomi terus berjalan. Kita tidak boleh menyerah dalam kondisi pandemi seperti ini, pembangunan fisik tetap berjalan tapi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” jelasnya.
Bagi dia, tujuan pembangunan di Surabaya bukan untuk kepentingan wali kota. Tapi pembangunan Surabaya ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu berharap semua pihak dapat memberikan masukannya untuk arah RPJMD ke depan.
“Saya berharap semuanya bisa memberikan masukan, sehingga semua anggaran untuk kepentingan umat, bukan kepentingan pribadi atau hanya untuk kepentingan pemerintah kota. Tolong buat anggaran yang benar-benar menyentuh ke masyarakat,” pesan dia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeko Kota Surabaya, Febrina Kusumawati menjelaskan, bahwa pihaknya sudah melakukan tahapan-tahapan koordinasi konsultasi publik untuk rancangan awal. Tentu ini dilakukan untuk memperkaya konsep-konsep yang menjadi penjabaran dari visi dan misi Wali Kota Surabaya.
“Kita tahap sekarang melakukan Musrenbang RPJMD untuk juga kembali membuka kanal saran seperti yang disampaikan bapak wali kota, bahwa panjenengan (anda) semua yang rawuh (hadir) adalah pemilik Kota Surabaya,” kata Febri sapaan lekatnya.
Dia menyebutkan, bahwa ada beberapa catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait grafik Kota Surabaya di tahun 2020. Pertama adalah grafik pertumbuhan ekonomi di Surabaya yang mengalami kontraksi di angka -4,85 persen. Hal ini sebagaimana juga dialami oleh hampir semua kabupaten/kota di Indonesia. “Kontraksi ini terjadi karena memang dampak dari adanya pandemi Covid-19,” kata Febri.
Selanjutnya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Surabaya di tahun 2020 yang mencapai 190,90 juta. Febri menyebut, persentase terbesar PDRB ada di sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang mencapai 149.246,76 dan disusul urutan kedua Industri Pengolahan 107.416,29 serta ketiga Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum 85.618,58.
“Sedangkan pengangguran terbuka di Surabaya, pada tahun 2020 di angka 9,79 persen. Kemudian, persentase kemiskinan di tahun 2020 tercatat 5,02 persen dari tahun sebelumnya 4,51 persen,” jelasnya.
Grafik catatan selanjutnya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 yang naik di angka 82,23 persen, dari tahun 2019 di angka 82,22 persen. Menurut Febri, catatan IPM ini menunjukkan angka yang cukup optimal di tingkat Jatim dan Nasional.
“Alhamdulillah catatan IPM Surabaya di tahun 2020 di angka yang cukup optimal di Pemerintah Provinsi Jatim. Ini adalah angka perhitungan dari indeks kesehatan, pendidikan serta daya beli masyarakat,” kata dia.
Kemudian, Indek Pembangunan Gender di Surabaya pada tahun 2020, berada pada angka 93,58 persen. Sementara indeks GINI atau ukuran distribusi pendapatan di semua populasi, pada tahun yang sama berada di angka 0,34 persen. Lalu, untuk nilai kepuasan masyarakat pada tahun 2020 ini naik menjadi 86,05 persen dari tahun sebelumnya 83,92 persen.
“Peningkatan yang sama juga tercatat pada grafik indeks ketentraman dan ketertiban Surabaya di tahun 2020 berada di angka 1,77 persen dari tahun sebelumnya 1,75 persen,” paparnya.
Maka dari itu, Febri mengungkapkan, bahwa arah konsentrasi kebijakan di tahun 2022 adalah pemulihan ekonomi dan sosial melalui penguatan sektor strategis dan dukungan terhadap Usaha Mikro dan Sektor Informal. “Jadi di tahun 2022 kita fokuskan bagaimana pemulihan ekonomi dan sosial pasca terjadinya Covid-19,” ujarnya.
Selain itu, Febri menyebut, dalam RPJM ke depan, ada tujuh agenda pokok pembangunan di Kota Surabaya. Pertama yaitu Surabaya adalah Lapangan Kerja untuk Rakyat. Kedua yakni, Surabaya Generasi Cerdas. Ketiga, Surabaya Hidup sehat. Keempat, Surabaya Bersih Melayani dan Kelima Surabaya Maju Hijau Tertata. “Sedangkan agenda pokok keenam yaitu Surabaya Peduli dan Harmonis serta ketujuh Surabaya Berbudaya dan Berkarakter,” pungkasnya. (*)