PADANG, SUMBAR — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menganjurkan pihak Museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat menyurati sekolah-sekolah di kabupaten dan kota agar membawa para siswanya mempelajari sejarah daerah di museum. Seiring bergulirnya waktu, kebutuhan untuk mengetahui sejarah akan terus meningkat dan museum adalah sebaik-baiknya tempat memperoleh informasi yang akurat.
“Kami sangat mengapresiasi terobosan Museum Adityawarman menggelar pameran yang memberikan wawasan tentang sejarah para raja di Minangkabau dari waktu ke waktu. Dengan adanya pameran ini, masyarakat luas bisa menyaksikan sendiri benda-benda bernilai sejarah tinggi yang merupakan peninggalan dari kerajaan-kerajaan tempo dulu berikut uraian sejarahnya. Namun, alangkah lebih baiknya jika pameran ini diramaikan oleh para siswa yang memang dituntut mempelajari sejarah daerah mereka,” ujar Sekretaris Provinsi Sumbar, Ali Asmar, dalam sambutannya di acara pembukaan pameran temporer bertajuk “Pameran Kerajaan-kerajaan Minangkabau dalam Lintasan Zaman” yang digelar pihak Museum Adityawarman di Padang, Selasa (9/8/2016).
Menurut Ali Asmar, jika kita sulit mendapatkan informasi dari orang lain, maka mengunjungi museum adalah jalan terbaik bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang sejarah daerah setempat.
“Selaku pewaris sejarah Minangkabau, masing-masing kita hendaknya memahami bagaimana perkembangan peradaban masyarakat Minangkabau dari masa ke masa,” himbaunya.
Mengingat demikian berartinya keberadaan museum berikut benda-benda bernilai sejarah tinggi yang tersimpan di dalamnya, Ali Asmar sekaligus mengingatkan pihak pengelola agar konsisten menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk menyimpan, merawat, dan melindungi koleksi benda cagar budaya yang ada di dalam museum.
Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, pada kesempatan yang sama mengatakan museum adalah jiwa dari suatu daerah, mengingat sejarah dan nilai luhurnya tersimpan di sana.
“Museum adalah rumah peradaban tertinggi bagi suatu daerah, karena disana tersimpan sejarah mendalam yang dapat diceritakan dalam tiga dimensi, seperti ukiran, patung, serta peninggalan lainnya,” kata Putu.
Berdasarkan skedul, “Pameran Kerajaan-kerajaan Minangkabau dalam Lintasan Zaman” berlangsung mulai Selasa (9/8/2016) hingga Minggu (14/8/2016) mendatang. Tak semata memamerkan berbagai benda peninggalan kerajaan Minangkabau dari masa ke masa, pihak penyelenggara juga menyuguhkan aneka atraksi seni budaya serta membuka sesi diskusi dengan para pakar sejarah.
Kepala UPT Museum Adityawarman Sumbar, Noviyanti, menjelaskan, dengan digelarnya pameran ini diharapkan masyarakat memperoleh informasi lebih terperinci ihwal seni dan budaya warisan para leluhur. Aneka keris, tongkat, ranji, pakaian dan segala benda pusaka peninggalan kerajaan Minangkabau pada zaman dahulu dipamerkan, termasuk benda peninggalan kerajaan luar Minangkabau seperti dari kerajaan Majapahit dan Kesultanan Demak.
Noviyanti menghimbau masyarakat Sumbar, terutama kalangan mudanya, untuk datang ke Museum Adityawarman yang berlokasi di jalan Diponegoro Padang guna menyaksikan rangkaian kegiatan “Pameran Kerajaan-kerajaan Minangkabau dalam Lintasan Zaman” sebagai pembuka cakrawala bahwa Minangkabau sejak zaman pra sejarah telah punya peradaban yang tertata dan pantas dibanggakan.
Noviyanti menghimbau masyarakat Sumbar, terutama kalangan mudanya, untuk datang ke Museum Adityawarman yang berlokasi di jalan Diponegoro Padang guna menyaksikan rangkaian kegiatan “Pameran Kerajaan-kerajaan Minangkabau dalam Lintasan Zaman” sebagai pembuka cakrawala bahwa Minangkabau sejak zaman pra sejarah telah punya peradaban yang tertata dan pantas dibanggakan.
# ecevit demirel (ede)