Bulog NTT Siap Beli Gabah dan Beras Petani Sesuai Kualitas dan HPP

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com — Perum Bulog Kanwil Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan kesiapan untuk menyerap gabah dan beras petani sesuai dengan aturan terbaru yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025.

“Kami Kanwil Perum Bulog NTT menindaklanjuti. Kemarin tanggal 15 Januari 2025 sudah diperintahkan Badan Pangan Nasional. Dimana sesuai Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2005, yang mulai berlaku 15 Januari itu ada perubahan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras”, kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil NTT Himawan Kartika Nugraha, saat ditemui wartawan media ini di ruang kerjanya, Rabu (15/1/2025) siang.

Dikatakan Himawan Nugraha, sesuai HPP untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dengan kadar air 25%, dan kadar hampah 10% harga Rp6.500/kg. Kemudian gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan dengan kadar kualitas yang sama harga Rp6.700.

Untuk gabah kering giling (GKG) dengan kadar air maksimal 14%, kadar hampah maksimal 3% harga Rp8.000/kg. Sedangkan gabah kering giling (GKG) di Gudang Bulog dibeli dengan Rp8.200/kg. “Dari penggilingan ke Gudang Bulog tentu ada biaya, itu dibeli oleh Bulog Rp8.200/kg”, kata Himawan.

Selanjutnya, dia menjelaskan, beras juga ada perubahan harga yakni dibeli Rp12.000/kg, tetapi untuk kualitasnya, yaitu derajat sosoh minimal 100%, kadar airnya 14%, butir patahnya maksimal 25%, dan butir menir maksimal 2%.

Dengan keputusan ini, Bulog di seluruh Indonesia siap untuk membeli produksi petani, yakni mulai dari gabah kering panen, kering giling ataupun beras.

“Jadi kami di Perum Bulog Kanwil NTT sementara ini mendapat tugas untuk membeli dari produksi petani lokal sebanyak 2.000 ton setara beras”, ujarnya.

Ia mengatakan, dari 22 kabupaten/kota tidak semua surplus produksinya. “Jadi kalau dibeli Bulog semua takutnya masyarakat malah tidak kebagian, seperti pengalaman tahun lalu yang banyak diserap itu, adalah Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat. Sekarang curah hujan lebih bagus dari tahun lalu, bulan Desember, Januari masih hujan. Harapannya dengan curah hujan yang cukup banyak ini, dan beberapa bendungan sudah diperbaiki dan sempat dikunjungi oleh Bapak Presiden itu bisa menyimpan air sehingga petani bisa tanam padi dan hasil panennya meningkat”, kata dia menambahkan.

Menurut dia, sesuai data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Provinsi NTT, puncak panen di NTT sekitar Maret hingga April.
“Sesuai penugasan dan harga-harganya, kami bisa membeli. Walaupun di beberapa daerah di Labuan Bajo, Manggarai Barat kita sudah beli gabah dan beras karena ada yang sudah panen duluan. Jadi kita sudah mulai pembelian gabah dan beras untuk kebutuhan penyaluran rutin di kanwil NTT. Diharapkan hasil panennya lebih bagus dibanding tahun lalu, karena tahun lalu ada El Nino. curah hujan lebih sedikit”, katanya. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait