MADIUN, beritalima.com- Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Madiun, Jawa Timur, siap untuk menggerojok beras kelas medium sampai ke pelosok dengan melaksanakan Operasi Pasar (OP) demi mengendalikan harga beras yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Hal ini untuk menstabilkan harga sampai pada posisi terjangkau bagi masyarakat.
Kepala Bulog Subdivre Madiun, Heriswan, mengatakan, saat ini Bulog Madiun siap dengan berapapun beras yang dibutuhkan warga untuk bisa menurunkan harga makanan pokok ini.
“Di manapun tempat, bahkan sampai ke kelurahan atau desa, kami siap untuk dropping beras. Pokoknya di situ ada outlet penjualan beras, kami siap menggelontorkan beras. Jumlahnya berapa yang tergantung permintaan,” ungkap Heriswan, Selasa 9 Januari 2018.
Dikatakannya, Bulog memiliki stok sekitar 9 ribu ton beras kelas medium. Beras ini siap untuk didistribusikan ke titik manapun yang membutuhkan. Stok ini cukup untuk empat bulan ke depan.
“Kami diperintah oleh Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan OP sampai Maret. Bahkan stok kami saat ini cukup sampai untuk empat bulan ke depan,” ujar Heriswan sambil menjelaskan bahwa di akhir Januari, stok ini akan bertambah karena petani sudah mulai panen.
Heriswan menambahkan, selama ini operasi pasar yang dilaksanakan Bulog Madiun ke pasar-pasar selalu habis diserap warga. Karena itu, OP dinilai belum cukup ‘gereget’ alias mampu menurunkan harga sehingga Kemendag meminta melaksanakan OP dengan menggandeng mitranya yaitu para pedagang beras yang ada di daerah setempat.
Sesuai dengan SK Mendag terbaru, maka harga eceran tertinggi yang dipatok adalah Rp.9.450 per kilogram. “Tapi kita di sini memasang harga di Rp.9.350 per kilogram, Rp100 di bawah patokan,” terang Heriswan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun, Gaguk Hariyono, mengatakan, OP ini akan langsung menyasar para warga melalui para pedagang beras di Pasar Besar Madiun (PBM) dan di Pasar Sleko. Keduanya dipilih karena memang menjadi pusat pembelian beras oleh masyarakat.
“Nanti kita langsung ke pedagang dengan harga yang sudah ditetapkan sehingga warga membeli dengan harga yang tidak lebih tinggi dari HET. Kita akan pantau sampai kapan OP ini dibutuhkan. Kita monitor terus. Kita yakin pelanggaran oleh pedagang tidak terjadi,” tegas Gaguk.
Harga beras yang masih di kisaran Rp.10.500 per kilogram sampai Rp.12 ribu per kilogram, memang memberatkan warga. Harapannya OP ini bisa segera menurunkan harga menuju harga beras yang terjangkau. (Diskominfo).