Bupati Danny Missy Tinjau Benteng ‎”Saboega‎‎”

  • Whatsapp

Laporan: Saiful Safrudin

JAILOLO, beritalima.com – Sangat mengasyikan ketika menuju benteng “Saboega” berada di sebelah barat sungai Akelamo, Desa Lako Akelamo, kecamatan Sahu Timur, kabupaten Halmahera Barat. Yang posisi tepatnya berada pada titik koordinat UTM Zona 52 N X: 0326289; Y: 0125488. Benteng ini berada di dalam areal kebun kelapa milik warga setempat. Benteng ini menyusahkan beberapa struktur dinding dan pondasi yang masih dapat disaksikan diantara semak belukar.

Selain itu, terdapat sebuah sumur tua di bagian tengah benteng yang telah tertimbun tanah.

Menurut keterangan masyarakat setempat, benteng yang dikenal juga dengan nama benteng Lako Akelamo ini dibangun oleh bangsa spanyol pada tahun 1548. Namun dalam catatan Van der Walt menyebutkan bahwa benteng Saboega ini besar kemungkinan dibangun oleh bangsa Portugis yang meninggalkan Kepulauan Maluku pada tahun 1605. Saboego/Saboega untuk nama sejenis rumput tajam yang dalam bahasa lokal setempat lebih dikenal dengan sebutan rumput Kakaleja yang konon tumbu subur di lokasih benteng ini berdiri sampai sekarang.

‎Ketika perjalan menuju benteng Saboega, ‎Bupati Halmahera Barat Danny Missy, yang didampingi Kadis Pariwisata Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Ekonomi Kreatif Fenny Kiat, Kepala KP3A ‎Johanna Lusje Letluhur‎, ‎serta sejumlah awak media, menggunakan 3 (tiga) unit perahu berukuran 3 GT menyisiri sungai yang memiliki keindahan yang cukup luar biasa. Sebab, bersih dan unik karena ditepi sungai ditumbuhi mangrove yang terawat. Menjadi ikon wisata andalan Pok Darwis Gamtala.‎‎ Ketika ‎menuju kawasan mangrove untuk dilewati menuju benteng Saboega.‎ Yang dibangun oleh bangsa spanyol pada tahun 1548 itu.

Berdasarkan pantauan beritalima.com, ‎saat perjalanan harus mengikuti beberapa aliran sungi dari Marimbati, Lako Akediri dan Susupu, tersebut juga melewati peninggalan tempat peristrahatan Sultan Jailolo, dan tidak kala menarik juga harus melewati jembatan gantung yang dibuat oleh Pemerintah.

‎”Benteng Saboega yang tidak adanya pintu tersebut itu secepatnya dibinahi dan direnovasi pada bagian dinding benteng menghadap ke sungai. Karena lambat laun akan tergerus oleh air sungai, dan bahkan sudah ada yang ambruk disebabkan abrasi sungai tersebut. Untuk itu, secepatnya mengambil langka diperbaiki,”tandas Bupati Danny Missy kepada beritalima.com ketika menyusuri sudut – sudut benteng tersebut.

‎‎Lanjut Danny, selain benteng Saboega peninggalan Spanyol, juga terdapat benteng Tabuga peninggalan Potugis, yang berada di satu lokasih yang tidak berjauhan, hanya berjarak sekitar 50 meter.

Menurutnya, ‎dari banteng tersebut yang dibangun pada tahun 1548, maka secara tidak langsung daerah di wilayah Maluku Utara, bangsa Spanyol dan Potugis pada tahun 1605, maka dengan begitu, lebih dulu masuk ke Jailolo dari daerah lain.

“Dari angka tahun maka ini membuktikan bahwa setelah 20 tahun lebih bangsa spanyol dan portugis ‎lebih pertama masuk ke Maluku Utara ditempati pertama adalah Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, kemudian beranjak ke daerah lainnya,”cetusnya.

‎Lanjut Danny, ‎Pemkab Halbar akan mengundang Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) untuk memastikan kebenaran dari benteng tersebut, selain itu, ia akan konsentrasi dengan 4 benteng di Halmahera Barat, untuk kembali dilestarikan karena Halbar memili Khasana peninggalan sejarah yang belum diangkat di permukaan untuk diketahui publik.

Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Fenny Kiat, untuk mempelajari lebih dalam tentang peninggalan benteng tersebut maka akan berkoordinasi dengan ‎Balai Cakar Budaya (BCB) Ternate, serta dibutuhkan keterangan para tetua kampung yang menjadi kunci atas saksi sejarah.

Selain itu, Fenny Menambahkan, pada konsepsinya di integrasi, agar supaya akses jalan darat harus di‎tutupi, dan kemudian untuk menuju benteng Saboega, hal ini dilakukan agar dapat menguntungkan ketiga desa sekitar lokasih tersebut. Karena akses sungai dimanfaatkan, agar menguntungkan untuk semua pihak, sebab ketika menuju benting harus melalui wisata mangrove, serta akan dibuat paket. Agar pendapatan dapat terdongkrak,”pungkasnya. (ssd)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *