Bupati Dapawole: Program Inovasi, Tempatkan Guru Senior

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Program Inovasi untuk anak sekolah kerjasama kemitraan antara pemerintah Indonesia – Australia, difokuskan pada empat kabupaten yang terdapat di Pulau Sumba. Keempat kabupaten itu, adalah kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SBD).

Program kemitraan dengan jangka waktu 2016 – 2019, peluncuran dimulainya program Inovasi di pulau Sumba, ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), pada November 2017, di Kupang. MoU ditandatangani antara Gubernur Frans Lebu Raya, empat Bupati se-daratan Sumba, Kepala Badan Litbang Pendidikan RI dengan pihak Australia (DFAT), Michelle Lowe.

Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole, Rabu (25/4) pagi, melihat secara langsung kegiatan raker kehumasan, di hotel Pelita, Waikabubak. Bupati Dapawole, didepan peserta raker menyampaikan pengalaman hidupnya hingga menjadi Bupati Sumba Barat untuk menjadi masukan bagi aparatur humas dalam menjalankan tugasnya.

Menyinggung terkait program Inovasi pendidikan di Sumba, Bupati Dapawole, mengatakan sesuai kesepakatan kerjasama kemitraan dengan pihak Inovasi telah ditetapkan penempatan guru senior pada kelas satu, dua dan kelas tiga sekolah dasar.

“Kesepakatan kemitraan Indonesia – Autralia dalam program Inovasi pendidikan, yaitu menempatkan guru senior untuk mengajar pada jenjang kelas paling bawah. Kesepakatan telah ditandatangani empat Bupati di Sumba. Kalau tidak lakukan itu maka akan susah untuk memajukan pendidikan di Sumba,” tambah Bupati.

Chief Education Policy Inovasi, Mus Mualim dalam Raker Kehumasan, di Hotel Pelita, Waikabubak, membedah persoalan pendidikan dasar sesuai kondisi riil di Pulau Sumba. Dia, mengakui kondisi sarana pendukung bagi kegiatan proses belajar dan mengajar di Sumba masih terbatas.

“Kami dari Inovasi pendidikan fokus pada akses pendidikan dasar dan akses pembelajaran siswa sekolah dasar. Artinya, fokus Inovasi pendidikan di wilayah Sumba, dipusatkan pada wilayah terpencil dan desa,” jelas Mualim, didepan peserta raker.

Dikatakan Mus Mualim, upaya perbaikan mutu pendidikan di empat kabupaten di Sumba, melalui pendekatan berbasis masalah dalam merancang kegiatan rintisan. Yaitu, lewat pendekatan ‘solusi lokal untuk masalah lokal’. Sehingga solusi yang dilakukan Inovasi, melalui peningkatan kemampuan literasi dan memastikan semua siswa dapat belajar dan memiliki potensi.

“Jadi kami dari Inovasi, menerapkan konsep belajar, literasi, numerasi dan proses belajar mengajar di sekokah dasar sesuai pilot projeck Inivasi, literasi dan numerasi juga meningkatkan kompetensi guru. Dengan menjunjung filosofi membelajarkan semua siswa, bukan membelajarkan sebagian siswa,” jelas Mus Mualim.

Mus Mualim mengharapkan, melalui raker kehumasan melibatkan aparatur dan praktisi humas, kiranya dapat membantu memajukan pendidikan di empat kabupaten tersebut. Segenap humas pemerintah dapat menyebarluaskan model pembelajaran melalui berbagai media, seperti majalah, siaran pers, surat kabar dan lainnya.(*/Ang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *