Bupati Madiun Resmikan Pendopo Metesih

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Bupati Madiun, Jawa Timur, meresmikan pendopo Eko Manggolo, Desa Metesih Kecamatan Jiwan, Jumat 13 September 2019.

Dalam sambutannya, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, berharap, semoga apa yang dikerjakan saat ini diridloi Alloh SWT dan menjadi berkah bagi semua serta bermanfaat bagi warga Metesih.

“Atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten Madiun, saya menyampaikan terima kasih kepada jajaran pemerintah Desa Metesih yang telah mengunakan anggaran untuk sesuatu yang bermanfaat. Ini sesuai dengan kebijakan Pemkab Madiun,” kata H. Ahmad Dawami.

Di Kabupaten Madiun, lanjutnya, anggaran ADD besarnya mencapai 20 % dari APBD. Ini merupakan jumlah tertinggi di seluruh Indonesia.

“Dengan anggaran sebesar itu, diharapkan permasalahan di desa dapat diselesaikan sendiri. Karena desa yang tahu permasalahannya,” tuturnya.

Sementara itu terkait kegiatan Suran Agung yang dilaksanakan oleh PSHW (15/9), bupati bepesan agar tetap damai. Karena pada dasarnya Suro adalah untuk mencapai kedamaian.

“Kabupaten Madiun kita jadikan Kampung Pesilat sebagai bentuk komitmen bersama guna menciptakan kerukunan untuk menuju kesejahteraan. Kemananan menjadi tugas kita semua bukan hanya TNI/POLRI. Jadiken event Suro menjadi hal yang ditunggu masyarakat berupa kerukunan dan kesejahteraan,” harapnya.

Sebelumnya, Bupati menandatangani prasasti dan memukul kentongan serta menyalakan kembang api sebagai tanda diresmikannya pendopo Eko Manggolo.

Sementara itu, Kepala Desa Metesih, Paijo, menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir meluangkan waktu untuk menyaksikan kegiatan peresmian Pendopo Eko Manggolo.

“Saya ucapkan banyak trima kasih kepada seluruh yang hadir,” ucap Paijo.

Peresmian pendopo tersebut, bersamaan dengan menyambut datangnya bulan Suro (Muharram) 1441 H. Selain peresmian pendopo, juga diadakan kirab budaya yang diikuti 32 kelompok dari 27 RT. Juga pagelaran wayang kulit dengan judul “Wahyu Katentreman” dengan dalang, Ki Suryadi, dari Demak, Jawa Tengah.

Untuk diketahui, Desa Metesih telah melaksanakan inovasi dengan membangun pendopo. Meski demikian, tidak meninggalkan kultur budaya jawa. Demikian juga dengan hiburan wayang kulit yang digelar. Selain untuk tontonan, diharapkan menjadi tuntunan bagi warga dalam kehidupan. (Dibyo).

H. Ahmad Dawami (atas memukul kentongan)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *