SERGAI, Beritalima.com | Sambutan Pendiri Yayasan Rumah Datuk Pengembara, Iswanto Browo Kehormatan dan rasa bangga atas kehadiran Bupati, Forkompimda serta masyarakat pada acara ini.Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, Kamis (5/12)
Bupati Sergai Ir H Soekirman, Dandim 0204/DS Letkol (Inf) Syamsul Arifin, anggota DPRD Maryanto dan Suriadi, Kadis Kominfo Drs H Akmal AP M.Si, Kadis Pendidikan Drs Joni Walker Manik MM, Kadis Pora Parbud Sudarno, S.Sos, Kabag Umum Setdakab M. Syafransyah Putra Nasution, S.STP, Camat Pantai Cermin Erfin Fachrurrazi, S.STP, Pendiri Yayasan Rumah Datuk Pengembara Iswanto Browo, Tokoh Seni Budaya, Tokoh Agama, Kepala Desa Kota Pari Abdul Khoir, serta ratusan masyarakat sekitar.
Kegiatan ini dalam rangka HUT ke-13 Rumah Datuk Pengembara yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Rangkaian kegiatan yang digelar selama 8 hari 8 malam mulai 5 s/d 12 Desember 2019 ini terdiri dari bakti sosial sunat massal, pembagian sembako kepada kaum dhuafa, serta hiburan rakyat atraksi kuda lumping, wayang kulit, barongsai, ludruk, reog ponorogo, lomba cerdas cermat lomba tarian kreasi, penampilan musik tradisional, pesta kembang api serta banyak lagi atraksi dalam rangka wujud syukur kepada Tuhan YME serta usaha melestarikan budaya daerah yang ada di Kabupaten Sergai ini.
Sambutan Bupati Sergai Ir H Soekirman Khusus kepada Forkompimda pada 13 November 2019 lalu diundang di Sentul oleh Presiden Jokowi yang berpesan unyk 5 tahun kedepan SDM Indonesia yang Unggul dan juga mengembangkan budaya bangsa.
Setelah pidato Presiden telah disebutkan telah dibangun jalan tol, bandara, stasiun kereta api,namun pertumbuhan ekonomi masih belum banyak sebab banyaknya peraturan yang berbelit-belit. Pada akhirnya dengan adanya peraturan yang berbelit-belit maka kita tidak dapat menang dan unggul dari negara lain.
Jadi kita semua yang hadir disini agar membantu negara kita agar menjadi negara yang unggul dengan membantu menumbuhkan kebudayaan yaitu kebiasaan yang baik seperti berpantun. Jangan dikira berpantun itu kurang kerjaan, namun lebih dari itu, filosofi dari pantun tersebut sangat dalam dengan mengedepankan adat budaya sebagai jati diri bangsa Indonesia.
Kalau tidak ada Yayasan Datuk Pengembara ini, maka tarian-tarian serta budaya tradisional yang akan dan telah kita lihat tadi tidak akan dapat kita saksikan. Datuk Pengembara hingga kini telah 13 tahun melestarikan budaya, semua seni budaya dilestarikan dan ditumbuhkan dengan biayanya sendiri. Untuk itu saya rasa pantas Pemkab Sergai memberikan predikat Bapak Budaya kepada Bapak Iswanto Browo atas jasa-jasanya tersebut.
Mari kita doakan Pendiri Yayasan Datuk Pengembara ini senantiasa sehat dan murah rezeki agar dapat selalu melestarikan budaya di Tanah Bertuah Negeri Beradat ini. Sebab melalui pertunjukan kesenian seperti ini Pemkab Sergai merasa dibantu dalam usaha melestarikan seni dan budaya dengan tidak mengeluarkan anggaran apapun.
Dengan pertunjukan seni ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke Sergai agar dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat khususnya para pedagang disekitar lokasi kegiatan.
Mari kita doakan Kabupaten Sergai ini selalu dalam lindungan Allah SWT dan menjadi daerah yang Baldatun Thoiyabatun Warrabbun Ghafur.
Kegiatan diisi dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda dibukanya kegiatan dirangkai dengan menanam pohon bersama serta penyerahan bingkisan kepada kaum dhuafa.(Budi)