TRENGGALEK, beritalima. com
Setelah beberapa hari akses Trenggalek-Ponorogo tepatnya di Kilometer 16, Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, dibuka dan ditutup akibat tertimbun material longsor susulan, hari ini Selasa tanggal 4 September 2018 pukul 16.30 WIB sudah mulai dibuka kembali.
Bupati Trenggalek, H. Emil Elestianto Dardak dalam kesempatan ini juga langsung meninjau lokasi longsor.
“Sebenarnya jalan ini dibawah tanggung jawab Balai Besar Jalan Nasional, bukan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek namun kita juga tidak serta-merta lepas tangan. Disini, kita sudah meminta kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan kajian solusi penanganan karena bagaimana pun akibat dari longsor juga sangat dirasakan masyarakat luas, ” jelas Bupati pada wartawan disela kunjungannya dilokasi longsor.
Lanjut Emil, bahwa awal longsor yang terjadi pada 31 Agustus 2018 sekitar pukul 22.00 WIB malam hari tersebut, langsung ditangani oleh pihak terkait setempat. Pemkab dan stake holder selalu bergerak cepat, tidak benar bahwa kami yang diwilayah lamban dalam menangani tiap kejadian.
“Pada saat longsor pertama, pihak TNI, Polri dan Pemkab dalam hal ini OPD terkait serta otoritas yang diwilayah Kecamatan Tugu bersama-sama masyarakat langsung menutup akses mengingat kondisi sangat rawan,” imbuhnya.
“Material tanah dan batuan masih terus turun,”.
Dia menambahkan, mengingat kondisi yang belum memungkinkan dan membahayakan pengguna jalan maka diberlakukan sistem buka- tutup akses menyesuaikan kondisi dilapangan.
“Walau jalur dari kedua arah yaitu arah Trenggalek-Ponorogo atau sebaliknya belum bisa sepenuhnya dibuka, namun saat ini sudah bisa dilalui dengan sistem buka tutup. Dan alhamdulillah, sore ini sudah bisa dilalui lagi setelah tadi sempat ditutup mulai pukul 06.30 WIB pagi ,” tandasnya.
Pihaknya juga menyarankan, jika memang mendesak pengguna jalan agar mencari jalur alternatif lain yang memungkinkan lebih cepat sampai tujuan.
“Sementara ada tiga alternatif yang bisa ditempuh, melalui arah pasar Sawo Ponorogo tembus pasar Dermosari Kecamatan Tugu, Jalur Desa Pucanganak lewat jalan lingkar proyek Bendungan Nglinggis tembus sebelah barat Kecamatan Tugu dan ketiga lewat jalur lingkar Wilis melalui Kecamatan Bendungan . Namun, untuk kendaraan roda enam disarankan agar balik arah atau menunggu hingga proses evakuasi selesai,” jelas Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih tersebut.
Beberapa solusi sudah dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini ada tiga bagian yang menjadi konsentrasi pekerjaan.
“Ada tiga titik bagian yang dikerjakan, titik di Kilometer 16, 17 dan 18 dengan dua konsentrasi intervensi yaitu sisi tata ruang dan rekayasa teknik atau engineering. Berdasarkan hasil kajian Detail Engineering Design (DED) dari beberapa lembaga yang mempunyai kompetensi terkait itu, nantinya ditebing- tebing tersebut akan dibangun tembok penahan setinggi 7 meter dengan penguat tiang menggunakan teknik bore pile atau strauss pile serta penyempurnaan dari drainase pendukungnya, ” pungkas Bupati.
Seperti diketahui sebelumnya, bahwa longsor di akses Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo tepatnya Kilo Meter 16 ini sudah beberapa kali terjadi. Dan pemicu longsor bukan selalu disebabkan oleh curah hujan saja, karena longsor juga beberapa kali terjadi di musim kemarau. Namun hal itu lebih diakibatkan pada letak gografis dari tebing sepanjang jalur yang curam dan pada struktur lapisan tanah vulkanik muda yang hanya terdiri dari pasir, kapur dan hasil pelapukan material gunung api. (her)