SoE, beritalima.com – Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Paul V. R. Mella mencanangkan program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS Siwab) Tahun 2017 di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Acara pencanangan program Upsus Siwab ini dilaksanakan di Dusun IV, Desa Biloto, Kecamatan Mollo Selatan, Sabtu (27/5), yang dihadiri Kepala Perwakilan BI NTT, Naek Tigor Sinaga, Kepala Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Edy Waluyo, Wakil Ketua DPRD TTS, Imanuel Olin, Kepala BRI Cabang SoE, Fenny Amalo, Kepala Bank NTT Cabang SoE, Melkias Benu, Kepala BNI SoE, Elisabeth Donna M. Sine, para Camat, Kepala desa, tokoh adat, tokoh agama, serta masyarakat setempat.
Bupati Mella mengatakan, program Upsus Siwab ini adalah program nasional yang dicanangkan Presiden Jokowi melalui Kementerian Pertanian dan Peternakan RI agar padi jagung kedele (Pajale) serta Bawang, Cabe, Daging Sapi/Sapi Potong.
“ Ini juga menjadi target nasional termasuk di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi daerah pengembangan ini semua. Karena itu, program ini wajib kita sukseskan.,” kata Paul Mella.
Untuk tahun 2017, kata Paul Mella, Program Upsus Siwab ditargetkan sebanyak 25 ribu ekor, yakni Inseminasi Buatan (IB) sebanyak 5.000 ekor dan Induk Kawin Alam (Inka) sebanyak 20.000 ekor.
Ia menambahkan, jumlah populasi ternak sapi di TTS kurang lebih 180.000 ekor atau 22 persen dari jumlah populasi ternak di NTT. Dari jumlah populasi tersebut diantaranya 40 persen induk.
Kemudian ternak sapi induk yang sudah IB 366 ekor, induk kawin alam yang sudah diperiksa 2.005 ekor, yang tersebar di 32 kecamatan, Kabupaten TTS.
“ Oleh sebab itu kebijakan pemerintah TTS dalam Upsus Siwab ini berbagai regulasi telah dilakukan, salah satunya adalah sapi betina tidak boleh dipotong,” kata Paul Mella.
Ia mengatakan lewat Upsus Siwab ini dapat menjaga pengeluaran populasi dan mutu ternak. “ Jadi yang sekarang kita coba lakukan di daerah adalah menyiapkan yang kawin alam dengan menggunakan pejantan yang sudah diseleksi,” katanya.
Dengan adanya pembentukan pokja ini bisa dikontrol, sehingga program Upsus Siwab ini diharapkan kawin alam 60 persen, IB 40.
Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten TTS, Benyamin Billi dalam laporannya mengatakan, Upsus Siwab di TTS dilaksanakan menyeluruh di 32 kecamatan dengan mengacu pada pedoman pelaksanaan yang kemudian dijabarkan melalui enam pedoman teknis yang merupakan bagian tidak terpisahkan antar lain, yaitu 1) penyediaan semen beku, tenaga teknis serta penyediaan IB, 2) Distribusi dan ketersediaan seman beku, Nitrogen cair dan kontener, 3) Penanganan gangguan reproduksi, 4) Pemenuhan hijauan pakan ternak dan pakan konsentrat, 5) pengendalian betina produk, dan (6) monitoring dan evaluasi pelaporan.
“ Tahun ini target IB 5.000 akseptor, kawin alam 20.000 akseptor, dan target gangguan reproduksi 1.200 ekor,” kata Billi.
Ia mengatakan, untuk kelancaran pelaksanaan operasional di lapangan maka telah dibentuk tim kerja yang terdiri dari atas tiga pokja.
Selanjutnya demi pencapaian target sesuai yang diharapkan maka terdapat 32 tenaga teknis yang terlibat dalam kegiatan Upsus Siwab di kabupaten TTS, terdiri dari tenaga rekording tiga orang, tenaga ensiminator PNS 21 orang, tenaga ensiminator non PNS delapan orang, tenaga PKB PNS tujuh orang, dan tenaga ATR PNS tiga orang.
Untuk mendukung program penguatan Siwab bagi ensiminator maka sangat disarankan Diklat bagi petugas ensiminator, baik dalam bentuk penyegaran kembali maupun dibuat bagi ensiminator pemula untuk buah angkatan dengan rincian PNS lima orang dan non PNS enam orang.
Pelaksaan Upsus Siwab di TTS dari Januari sampai saat ini telah dilaksanakan di 15 kecamatan dengan hasil, yaitu jumlah sapi yang di PKB sebanyak 22.378 ekor, yang di IB 366 ekor. Dari hasil IB yang bunting karena kawin alam 1.907 ekor, bunting hasil IB 15 ekor. Sedangkan lahir dari kawin alam sebanyak 126 ekor, lahir dari IB 15 ekor.
Wakil Ketua DPRD TTS, Imanuel Olin mengatakan, ketersediaan pakan perlu diperhatikan guna mendukung program ini. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk menanam tanaman pakan ternak, sembari Dinas Peternakan melakukan pelatihan budidaya dan pengawetan pakan ternak pada musim kering.
Dengan kehadiran Kepala Perwakilan BI NTT, Kepala BUMP, Pimpinan BRI, BNI dan Bank NTT Cabang TTS, Jasindo dan intervensi pemerintah daerah, ia berharap menjadi perhatian bersama dalam pelaksanaan program ini untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten TTS.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI NTT, Naek Tigor Sinaga mengatakan, TTS memiliki potensi yang luar biasa terhadap pengembangan khususnya peternakan sapi.
“ Tercatat daya dukung bahwa betapa luasnya lahan – lahan di NTT, yaitu lahan pertanian kering sekitar 1,5 juta Ha, lahan perkebunan 888.000 Ha, padang penggembalaan 800 ribu Ha, dan Rumah Tangga Usaha Sapi sebanyak 187.380 rumah tangga usaha peternakan,” kata Tigor.
Untuk di TTS, katanya, data yang dirilis oleh Dinas Peternakan Provinsi NTT per April 2016, yakni ternak sapi kurang lebih 180.000 ekor atau hampir mencapai 22 persen dari populasi sapi yang ada di NTT. Pengembangan sapi ini merupakan salah satu unggulan di TTS.
Sementara itu, terkait program Upsus yakni Padi, Jagung, Kedele dan Bawang, Cabe dan Daging Sapi/Sapi Potong ini merupakan kebuhuhan pokok bukan hanya di TTS, tetapi juga kebutuhan yang di Kupang, Surabaya, Jakarta.
“ Sementara kota – kota besar tersebut, itu tidak lagi berproduksi komuditas – komuditas pangan, dan terutama daya dukung semakin terbatas. Karena itu, pemerintah mendorong produksi – produksi tersebut,” ujarnya. (L. Ng. Mbuhang)